Aulanews.id – Dalam sebuah pernyataan, Volker Türk mendesak pihak berwenang di Kampala untuk mencabut undang-undang tersebut secara keseluruhan, bersama dengan undang-undang diskriminatif lainnya yang disahkan oleh mayoritas parlemen.
“Hampir 600 orang dilaporkan telah menjadi sasaran pelanggaran hak asasi manusia dan penganiayaan berdasarkan orientasi seksual atau identitas gender mereka yang sebenarnya atau yang diduga” sejak diberlakukan pada bulan Mei lalu, kata Mr. Türk.
“Peraturan ini harus dicabut seluruhnya atau sayangnya jumlah ini akan terus bertambah.”
Dia meminta para politisi untuk menjunjung tinggi hak dan martabat semua orang, tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender.
“Kriminalisasi dan penerapan hukuman mati terhadap hubungan sesama jenis yang bersifat suka sama suka bertentangan dengan kewajiban perjanjian hak asasi manusia internasional Uganda.”
Hak konstitusionalIa menunjukkan bahwa konstitusi Uganda sendiri menuntut perlakuan yang sama dan non-diskriminasi.
“Sangat penting bagi pihak berwenang untuk juga mencabut Pasal 145 Undang-Undang KUHP, yang juga menerapkan hukuman pidana bagi hubungan seksual sesama jenis yang dilakukan atas dasar suka sama suka”, tambahnya, bersamaan dengan menjadikan orientasi seksual dan identitas gender “sebagai dasar yang dilarang untuk melakukan diskriminasi.”
Türk mengatakan perlu adanya “lingkungan yang kondusif bagi semua pembela hak asasi manusia – termasuk pembela hak-hak LGBTQ – untuk melaksanakan pekerjaan hak asasi manusia mereka yang sah” termasuk dengan memungkinkan mereka bekerja secara terbuka tanpa diskriminasi dan menggunakan hak mereka atas kebebasan berekspresi. berserikat dan berkumpul secara damai.
