Aulanews.id – Puluhan rumah di Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, terendam pasir erupsi Gunung Semeru. Ketinggian pasirnya sekitar 4 meter. Di salah satu rumah yang terendam pasir terdapat mayat korban yang belum dievakuasi. Terlihat beberapa rumah hanya tampak atapnya saja. Rumah-rumah tersebut berada di kawasan yang berdekatan dengan penambang pasir. Saat kejadian itu kawasan ini telah dilewati lahar dingin. Area tersebut gelap gulita, dan tidak ada lampu penerangan.
Warga Kampung Renteng, Salim menceritakan, jika tak semua warga bisa menyelamatkan diri. Ada yang terjebak di dalam rumah yang terendam pasir. Lalu Salim menunjuk rumah tersebut.
Mayat korban belum dievakuasi. Salim mengatakan, jika lebih dari 15 rumah terendam pasir atau abu erupsi Gunung Semeru. Ada sekitar 17 orang terjebak dalam rumah dan belum dievakuasi.
“Lebih dari 15 orang. Di sini 10 orang terendam belum dievakuasi, di atas 7. Semuanya itu orang. Di sini ada mayitnya (menunjuk salah satu rumah),” kata Salim Minggu (5/12/2021).
Dia mengatakan, jika semua warga berteriak dan lari menyelamatkan diri saat erupsi, pada hari Sabtu (4/12/2021) saat sore hari. Namun ada juga yang berusaha menolong saudara dan menyelamatkan hewan ternak. Abu dengan cepat merendam kampung, bahkan hingga sekitar 4 meter.
“Semua teriak-teriak, lari-lari, sudah. Ada yang sambil narik sapinya, nyusul (jemput) saudaranya yang masih di dalam rumah,” terangnya.
Selain korban yang masih terjebak di dalam rumah yang terendam abu vulkanik, hewan ternak sapi pun ada juga yang ditemukan dalam kondisi sudah mati. Beberapa warga pun datang ke lokasi untuk melihat kondisi dini hari di Kampung Renteng.
Informasi yang dihimpun, selain puluhan rumah terendam, sebuah alat berat dan beberapa hewan juga terendam pasir.
Gunung Semeru erupsi sekitar pukul 14.47 WIB. Warga berlarian menyelamatkan diri. Beberapa desa yang terdampak awan panas Gunung Semeru yakni di Kecamatan Pronojiwo, meliputi Desa Curah Kobokan dan Desa Supiturang Serta di Kecamatan Candipuro meliputi Desa Sumberwuluh.
Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar menyebut, jika satu orang meninggal di kawasan Curah Kobokan, 41 korban telah mengalami luka bakar lahar panas. Dua di antaranya ibu hamil yang mengandung 8 dan 9 bulan.
Mereka dirawat di Puskesmas dan RS untuk perawatan intensif dan Rata-rata korban juga mengalami luka bakar di wajah, tangan, kaki hingga sekujur tubuhnya.