1. Tata Kota yang Mengabaikan Kondisi Alam
Banyaknya daerah resapan air yang diubah menjadi bangunan, akan menyebabkan air hujan kekurangan area tampung. Hal inilah yang pada akhirnya menimbulkan genangan di jalan-jalan.
2. Sampah
Selain kurangnya tempat penampungan sampah, ketidakpedulian warga atas sampah juga bisa menjadi penyebab banjir. Sampah yang dibuang di kali dan menumpuk, akan menghambat aliran sungai yang menuju laut. Penumpukan sampah di aliran sungai juga bisa mendangkalkan sungai.
3. Curah Hujan Tinggi
Panas di daerah perkotaan dapat mendorong peningkatan curah hujan dalam intensitas cukup tinggi. Sayangnya, hal ini tidak dibarengi dengan area resapan air. Akibatnya, kota-kota besar juga bisa semakin rawan banjir.
4.Rendahnya Dataran di Area Kota
Kota-kota besar yang ada di Indonesia pada umumnya berada di wilayah pantai. Hal ini dipengaruhi dari perdagangan di masa lalu. Dahulu, area pantai dipakai sebagai tempat para saudagar melakukan perdagangan.
Karena letaknya di daerah pantai, maka kota-kota ini mempunyai wilayah daratan yang lebih rendah dari daerah lainnya. Salah satu contohnya adalah Jakarta.
Jakarta mempunyai ketinggian di bawah permukaan laut. Oleh sebab itu, Jakarta sering mengalami banjir. Apalagi, ada 13 sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta.
Mengapa Terjadi Banjir Lahar Dingin Saat Erupsi Gunung Semeru? Berikut Kata Pakar Unpad
•Akibat Banjir
1. Kerusakan Sarana dan Prasarana Umum
Berbagai fasilitas publik seperti lampu lalu lintas, jalan raya maupun taman bisa saja rusak akibat adanya air bah. Dan tentu saja hal ini juga bisa merugikan penduduk.