ASEAN mengecam aksi yang dapat membahayakan perdamaian di Laut Cina Selatan

 

Kapal-kapal China terlibat dalam dua tabrakan terpisah dan menyerang salah satu kapal pengisian ulang dengan semprotan air, demikian menurut Penjaga Pantai Filipina.

 

Terikat untuk bertindak dengan konsensus, forum ASEAN telah lama berjuang untuk membuat kemajuan dalam klaim yang tumpang tindih di Laut China Selatan, tetapi atmosfer tegang yang menggantung di atas wilayah itu membuat beberapa negara sekarang mendorong agar blok itu mengambil sikap yang lebih tegas.

 

Australia telah semakin bersedia untuk menyuarakan kekhawatiran terhadap China.

 

“Saya sangat prihatin dan Australia prihatin tentang perilaku yang tidak aman dan destabilisasi di Laut China Selatan,” kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di sela-sela pertemuan. “Kita perlu memastikan bahwa aktivitas di Laut China Selatan mengurangi ketegangan dan tidak menambahnya.”

 

Konflik yang meningkat di Myanmar yang diperintah oleh junta juga terus membuat frustrasi para pemimpin ASEAN, yang upaya mereka untuk menyelesaikan krisis tersebut sebagian besar tidak berhasil.

 

Para pemimpin junta pada dasarnya mengabaikan rencana perdamaian lima poin blok yang dirilis pada tahun 2021.

 

“Kami dengan tegas mengutuk tindakan kekerasan yang terus berlanjut dan menyerukan penghentian segera,” demikian pernyataan bersama tersebut.

 

“Kami menyerukan bantuan kemanusiaan yang efektif dan dialog nasional yang inklusif,” tambahnya.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmen Indonesia untuk mendorong perdagangan yang terbuka, teratur, namun tetap adil dalam Leaders Retreat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2024...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist