Di sisi lain, kami menjaga agar Ceri tetap dalam kondisi baik. Selain sontekan lemah di menit pembuka yang memantul ke pelukan David Raya, Bournemouth hanya mampu menghasilkan tembakan antara menit ke-53 dan ke-65.
Declan Dinamis
Memberikan gol dan assist, ini adalah penampilan luar biasa dari Declan Rice, dan ciri khas dari penampilan ini adalah keinginannya untuk berlari ke depan.
Sejak awal, ia secara teratur bergerak ke area depan, sering kali mengambil posisi di depan penyerang tengah Kai Havertz, seperti yang kita lihat dalam contoh di bawah ini:
Dia menerobos ke dalam kotak secara teratur, dan hampir mencetak gol ketika berlari ke arah knockdown Havertz yang indah di dalam zona bahaya. Bahkan hingga 20 menit terakhir, Rice masih terus berlari dan pada akhirnya, ia menghancurkan hati para pengawalnya dengan sepasang lari kencang untuk menghasilkan dua gol terakhir.
Detik penting Leandro Trossard tidak akan terjadi tanpa dia. Berlari menjauh dari Antoine Semenyo untuk berjaga-jaga jika bola lepas jatuh ke arahnya, Rice memanfaatkan umpan Odegaard yang dibelokkan sebelum bek kanan Adam Smith dapat bereaksi di dalam ‘D’, sebelum memberikannya dengan sempurna kepada pemain Belgia itu:
Menjelang masa tambahan waktu, pemain nomor 41 kami yang mengamuk kembali melakukan sprint tak terbendung dari dalam, untuk menerima umpan Gabriel Jesus sebelum mencetak gol ketiga kami:
Rice berlari sejauh 11,2 km, yang terjauh dari siapa pun di lapangan, namun ia tetap menjadi satu-satunya individu yang terlihat paling segar di tahap penutupan. Mesin pemain internasional Inggris yang luar biasa, ditambah dengan kualitas teknis yang tinggi, membuatnya ideal untuk peran box-to-box.
