Aulanews.id – Sehubungan dengan usulan dari sekelompok orang tentang pembangunan Jalan Tol Trans Madura, para tokoh Madura menyampaikan ketidaksetujuan. Lebih lanjut, mereka memberikan masukan realistis sebagai bahan pertimbangan pemerintah.
Salah satu pengusul penolakan Tol Trans Madura Arifin A Hamid mengatakan proyek jalan tol itu bisa menggerus pertanian dan perkebunan. Karenanya, para tokoh Madura meminta agar proyek Jembatan Tol Trans Madura diurungkan.
“Ada enam alasan yang disampaikan para tokoh Madura,” kata Arifin A Hamid, Kamis (2/9/2021). Pertama, akan terjadinya akuisisi lahan-lahan produktif pertanian dan perkebunan. Baik itu lahan milik perorangan masyarakat atau milik korporasi (perusahaan). “Jika yang terkena adalah lahan produktif pertanian (sawah) tentu akan berdampak pada produksi tanaman setempat,” tuturnya.
Kedua, berpotensi memunculkan spekulan dan mafia tanah. Ketiga, pembangunan Jalan Tol Trans Madura selain tidak berdampak apa pun kepada masyarakat luas juga akan menambah persoalan baru di Madura yang sudah aman tentram.
Keempat, akan memunculkan sentra-sentra usaha dan bisnis baru dimana pemilik dan pelakunya bukan berasal dari Madura, sehingga program ini akan jauh panggang dari api ketika berhubungan dengan penguatan ekonomi keummatan.
“Kelima, yang lebih memilukan lagi akan terjadi mati surinya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah jalur utama secara perlahan, Ini tentu akan membuat para pelaku UMKM dan pengusaha logistik menjerit.
Ini belajar dari pasca beroperasinya Tol Jembatan Suramadu yang telah membuat jalur Kamal– Bangkalan menjadi jalur mati, tentunya kita tidak akan mengulang kisah sedih ini,” katanya.
Keenam, Jalan Tol Trans Madura hanya akan menguntungkan kalangan mampu, dan tidak akan berdampak kepada para pengusaha logistik (angkutan barang) dan masyarakat umum, tentu mereka akan kembali menggunakan jalan nasional/ jalur utama. “Kita tidak hanya menolak, tapi juga mengusulkan solusinya,” kata Arifin.
Solusinya, pemerintah cukup melakukan pelebaran jalan, perbaikan kualitas jalan, pembangunan jembatan layang di lokasi macet, dan penataan lokasi beberapa pasar tradisional yang selama ini jadi penyebab kemacetan.
Menurut Arifin, para tokoh Madura telah berkomunikasi satu sama lain, rata-rata mereka tidak setuju dengan pembangunan jalan tol Trans Madura. “Rata-rata tokoh Madura tidak setuju dengan usulan pembangunan jalan tol Trans Madura, diantara tokoh yang sudah komunikasi satu sama lain adalah Gus Islah Bahrawi, Gus Mahrus Ali Syafii, Kiai Abdul Jalil Talha dan lain-lain” pungkasnya.