Aulanews.id – Dalam sebuah studi baru, Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) memperkirakan bahwa selama dua bulan terakhir, volume perdagangan melalui Terusan Suez telah turun sebesar 42 persen.
“Dengan para pemain besar di industri pelayaran menghentikan sementara transit di Suez, transit kapal kontainer mingguan telah turun sebesar 67 persen, dan daya dukung kontainer, transit kapal tanker, dan pengangkut gas telah mengalami penurunan yang signifikan,” katanya.
Pemberontak Houthi di Yaman mulai menyerang kapal-kapal yang menggunakan jalur air penting tersebut sebagai tindakan solidaritas terhadap Gaza dan memprotes serangan Israel. Sebagai tanggapan, koalisi pimpinan AS melancarkan serangan udara terhadap sasaran Houthi di laut dan darat.
kanal PanamaNamun bukan hanya geopolitik saja yang harus disalahkan. Pada saat yang sama, transit melalui Terusan Panama telah anjlok 49 persen dibandingkan puncaknya, karena berkurangnya permukaan air akibat kekeringan parah yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Sebagai arteri penting yang menghubungkan Samudera Atlantik dan Pasifik, Terusan Panama sangat penting bagi perdagangan antar negara di pantai barat Amerika Selatan, dan untuk hubungan antara Asia dan Amerika Serikat bagian barat.
Populasi yang rentan, terutama di negara-negara yang tidak memiliki daratan dan negara-negara berkembang, dapat menanggung dampak terberat dari dua jalur perdagangan utama tersebut, sehingga berpotensi meningkatkan biaya hidup mereka dan mengurangi akses terhadap barang-barang penting.
Biaya lingkunganKapal-kapal menghindari Suez dan Terusan Panama dan mencari rute alternatif, sehingga menyebabkan jarak perjalanan kargo yang lebih jauh, meningkatnya biaya dan premi asuransi, serta meningkatkan emisi gas rumah kaca (GRK).
Selama lebih dari satu dekade, industri pelayaran telah menerapkan pengurangan kecepatan untuk menurunkan biaya bahan bakar dan jejak karbon mereka, menurut UNCTAD.
Namun, karena adanya konflik dan guncangan iklim yang saling mempengaruhi, kapal diperbolehkan untuk melaju lebih cepat sehingga menyebabkan konsumsi bahan bakar dan emisi yang lebih tinggi.
Misalnya, perjalanan pulang pergi Singapura-Rotterdam (Belanda) yang menghindari jalur Terusan Suez/Laut Merah dapat mengakibatkan peningkatan emisi GRK hingga 70 persen.
Implikasi yang luasUNCTAD menggarisbawahi potensi dampak ekonomi yang luas dari gangguan berkepanjangan dalam pengiriman peti kemas, mengancam rantai pasokan global dan berpotensi menunda pengiriman, sehingga menyebabkan biaya lebih tinggi dan inflasi.