Aulanews.id – Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Pasuruan, berhasil lolos tahap visitasi PWNU Jatim Award 2022. Dengan melakukan program Gerai Kulakan yang merangkul para pelaku UMKM dan pemberian modal usaha.
Belajar dari LPNU Lamongan, Ach Fauzan Ssos, Ketua LPNU Pasuruan Menuturkan, dirinya memberikan sentuhan lain. Dengan kekuatan dan potensi yang ada di Pasuruan.
Ahmad Fauzan, menjelaskan, pihak yang dimaksud seperti Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) yang berfokus pada bidang pengelolaan pertanian serta kehutanan. Tentu memiliki potensi yang bagus jika produknya bisa dijual melalui Gerai Kulakan.
“Jadi, selain sembako juga ada komoditi hasil dari pertanian. Nah, harapannya guna mendapat hal itu masyarakat tidak perlu jauh-jauh, karena target kita adalah satu RW satu gerai,” terangnya pada AULA Kamis (18/12) siang dalam kegiatan Seminar Literasi Keuangan di Surabaya.
Hal tersebut menurut Fauzan selaras dengan jargon yang dicetuskan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pasuruan, Gus Muhammad Nailurrochman atau Gus Amak, yakni BTS atau Belonjo Toko Sebelah.
“Beberapa komoditi yang ada di gerai itu bahkan lebih murah dari yang biasanya. Contohnya air mineral, kita ambil langsung produknya milik LPNU Lamongan, mereknya NU Drizce,” tambah Fauzan.
Ia mengungkapkan, dari 43 calon pemilik gerai yang telah lolos verifikasi tahap pertama, 25 diantaranya telah menerima pendistribusian sembako dari gudang kulakan. Sisanya, akan dilanjutkan bersamaan dengan proses verifikasi tahap kedua yang melibatkan lebih dari 40 peserta.
“Sampai kemarin (verifikasi tahap kedua), ada 15 yang lolos. Sekali verifikasi itu butuh sekitar 30 sampai 45 menit. 15 orang ini, nanti masih menunggu peserta yang lain, setelah jumlahnya cukup baru kita adakan bimbingan teknis (bimtek) lagi,” aku Fauzan.
Program Kulakan, dikatakan Fauzan, mengusung tagar #samasamauntung #blonjoberkah. Sebab, pendapatan bersih dari penjualan akan dialokasikan 2,5 persen untuk zakat. Setelah itu, 40 persennya dialokasikan sebagai sedekah, 40 persen menjadi keuntungan pengelola, dan 20 persen lainnya menjadi deposit yang bisa diambil setahun sekali.
“Dua puluh persennya deposit dan nanti baru dapat diambil satu tahun sekali saat menjelang lebaran, diambil dalam bentuk barang. Jadi, selain mengusahakan kemandirian masyarakat, juga ada unsur sedekahnya,” tandas Fauzan.
Dirinya berharap, para pengelola gerai selalu amanah, konsisten, serta dapat memanfaatkan program tersebut dengan sebaik-baiknya. Sehingga, perekonomian masyarakat khususnya warga NU Kota Pasuruan bisa semakin meningkat.