Aulanews.id – Mason menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai presiden pertama Barbados. Ia terpilih menjadi presiden pada 21 Oktober 2021 dengan mengantongi mayoritas suara parlemen. Barbados mencopot Ratu Elizabeth II dari jabatan kepala negara dan melantik Dame Sandra Mason menjadi presiden pertama, setelah negara di Kepulauan Karibia itu melepas status sebagai persemakmuran Inggris dan membentuk republik.
Sebagai presiden, Mason akan memegang jabatan tertinggi di Barbados. Kekuasaan negara itu tak lagi dipegang ratu, lantaran status negara juga sudah beralih menjadi demokrasi.
Meski demikian, tugas yang bakal diemban Mason sebagian besar bersifat seremonial. Untuk urusan administrasi negara, Mason tetap membutuhkan tanda tangan bersama perdana menteri Barbados.
Sebelum menjadi presiden, ia pernah menjadi gubernur jenderal atau wakil ratu pada 2018.
Mason lahir di distrik kelas pekerja, St Philip pada 1949. Ia memuji sistem pendidikan Barbados yang dianggap memiliki pencapaian yang luar biasa.
“Pendidikan di Barbados gratis. Anda bisa meraih apapun yang Anda inginkan, dan karena itu, saya merasa wajib memberikan sesuatu kembali,” kata Mason seperti dikutip AFP, Senin (29/11).
Pada 2020 lalu, saat menjadi gubernur jenderal, Mason menyampaikan pidato kerajaan tahunan yang sebetulnya ditulis Perdana Menteri, Mia Mottley. Dalam pidato itu, ia menyatakan sudah waktunya meninggalkan kolonialisme.
“Orang Barbados menginginkan kepala negara Barbados. Ini adalah pernyataan tertinggi tentang siapa kita dan apa yang mampu kita raih,” ujar Mason membaca teks pidato itu.
Mason menuntaskan pendidikan sarjana hukum di Universitas West Indies (UWI), satu-satunya kampus negeri di Barbados.