“Kita bisa membantu seseorang yang tersedak menggunakan teknik manuver heimlich. Caranya cukup sederhana, pertama posisikan korban secara berdiri atau duduk, dan berdirilah di belakangnya. Lalu, lingkarkan kedua tangan kita di sekitar pinggang korban seperti posisi memeluk,” terangnya.
“Lalu, kepalkan salah satu tangan dan pastikan ibu jari masuk ke dalam kepalan. Kemudian, letakan kepalan itu sedikit di atas pusar orang yang tersedak, tapi di bawah tulang dada,” lanjut dr Slamet.
Hal yang mesti diingat, lanjutnya, posisikan sisi luar dari ibu jari menghadap perut korban, dan genggam kepalan tangan kita dengan rapat dengan tangan satunya. Dengan kepalan itu, sentakan kuat-kuat ke dalam perut dengan keras dan cepat, lalu ke arah atas. Ingat, kata dia, ke arah dalam lalu ke arah atas, dengan cepat. Kata ahli, gerakan itu dilakukan untuk memberikan suatu tekanan, dan diharapkan bisa mengeluarkan kembali objek yang tersangkut di tenggorokan.
“Ingat, menurut riset dari Injury Fact 2016, tersedak merupakan penyebab utama keempat kematian yang tak disengaja,” imbau pria yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Sumenep.
3. Patah Tulang
Cedera yang satu ini tidak main-main. Cedera ini dialami pada jenis lomba panjat pinang. Terjatuh saat melakukan panjat pinang, sama halnya terjatuh dari ketinggian 3-4 tingkat bangunan gedung. Risiko cederanya bisa terbilang serius.
Kata ahli, patah tulang merupakan cedera trauma yang enggak jarang dijumpai. Hal yang perlu diketahui, bila tidak ditangani dengan tepat, patah tulang ini amat berisiko. Bahkan, jika tidak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan dampak yang fatal.
Pria yang diamanahi di Pengurus Cabang (PC) LKNU Sumenep ini menjelaskan, patah tulang umumnya dalam dunia medis disebut dengan fraktur. Cedera ini digolongkan menjadi dua macam, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Perbedaannya, fraktur tertutup tulang yang patah tidak sampai melewati kulit. Sementara fraktur terbuka, sebagian atau seluruh tulang yang patah terlihat menembus kulit.
“Dari 3 risiko ini, kami mengimbau kepada seluruh warga Indonesia, khususnya Nahdliyin agar berhati-hati saat mengikuti lomba yang dimungkinkan memiliki risiko,” tandasnya. (MEM)