Aulanews.id – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengecam aksi main hakim sendiri yang dilakukan sejumlah warga terhadap seorang warga negara Sri Lanka. Reaksi Khan muncul setelah peristiwa yang terjadi pada Jumat, ketika seorang warga dibakar hidup-hidup karena diduga melakukan penistaan terhadap Nabi Muhammad.
Khan menyebut pembunuhan massal yang kejam tersebut sebagai “hari yang memalukan bagi Pakistan.”
Seorang warga negara Sri Lanka yang bekerja di provinsi Punjab Pakistan dibunuh dan kemudian dibakar oleh massa setelah dituduh melakukan penistaan terhadap Nabi Muhammad, menurut Osama Mehmood, juru bicara kepolisian Punjab.
Khan menyebut insiden itu sebagai “serangan main hakim sendiri yang mengerikan”. Dia menegaskan pemerintah akan mengawal penyelidikan tersebut secara tuntas.
“Jangan ada kesalahan, mereka yang bertanggung jawab akan dihukum dengan berat hukum. Penangkapan sedang berlangsung,” kata Khan melalui akun Twitter-nya pada Jumat (3/12).
Pria yang dibunuh adalah seorang manajer pabrik, penganut Buddha bernama Prantha Kumar, menurut Khurram Shehzad, juru bicara polisi Sialkot. Dilansir AP, setidaknya sudah ada 100 orang yang terlibat dalam peristiwa itu telah diamakan.
Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan mengutuk insiden itu dan mengatakan: “Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan Sialkot telah menyiksa seorang pria Sri Lanka sampai mati atas tuduhan penistaan agama harus membawa pulang kenyataan suram dari radikalisasi yang meningkat di Pakistan.”
Sebelumnya, Armagan Gondal, seorang kepala polisi di distrik Sialkot, tempat pembunuhan itu terjadi, mengatakan para pekerja pabrik telah menuduh korban menodai poster bertuliskan nama Nabi Muhammad.
Polisi mengatakan informasi awal menunjukkan orang Sri Lanka, yang kemudian diidentifikasi sebagai Prantha Kumara, seorang manajer di fasilitas itu, digantung di dalam pabrik. Video yang beredar di media sosial menunjukkan massa menyeret tubuhnya yang memar ke luar, di mana mereka membakarnya, dikelilingi oleh ratusan orang lain berseru atas kejadian itu.
Perwira polisi senior Omar Saeed Malik mengatakan polisi masih berusaha untuk menentukan apa sebenarnya yang mendorong massa untuk menyerang Kumara, yang mayatnya dikirim ke rumah sakit untuk diautopsi.
Di Kolombo, juru bicara Kementerian Luar Negeri Sri Lanka, Sugeeswara Gunaratne mengatakan kedutaan mereka di Islamabad sedang memverifikasi rincian insiden tersebut dengan pihak berwenang Pakistan.