Sri juga menjelaskan, setiap harinya ia berbelanja 36 kilogram daging sapi untuk dibuat sate. “Biasanya jadi lebih dari 2.000 tusuk dan selalu habis,” tukasnya. Untuk bumbunya, ia menghabiskan 5 kilogram cabai dan kacang.
Selain menu utama sate kampret, warung ini juga menyediakan nasi urap-urap, rawon, lodeh, pecel, dan kare. Tertantang mencoba menu anti-mainstream sate kampret? (mg1/vin)