Aulanews.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa tidak ada jaminan keamanan untuk mengirimkan bantuan ke rumah sakit di utara jalur Gaza. Hal tersebut tentu menjadi risiko besar yang harus dihadapi oleh staf atau orang-orang yang memberikan bantuan.
“Kami tidak memiliki jaminan keamanan untuk mengirimkan bantuan ke Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di wilayah tersebut atau rumah sakit lain di utara,” kata direktur WHO untuk wilayah Mediterania Timur,
Rick Brennan dalam konferensi pers di Jenewa, sebagaimana dilansir dari Anadolu Ajansi, Rabu (25/10/2023) waktu setempat.
Tidak adanya jaminan keamanan itu, lanjut Brennan, menyebabkan pengiriman bantuan ke wilayah Jalur Gaza saat ini tidak memungkinkan.
Pekan lalu Israel memerintahkan evakuasi warga di utara Jalur Gaza, meski kelompok bantuan internasional mengatakan memaksa lebih dari satu juta orang pindah ke selatan akan menyebabkan bencana kemanusiaan.
Namun, puluhan ribu penduduk wilayah utara, termasuk orang sakit dan lanjut usia tidak dapat melakukan perjalanan tersebut.
Brennan dan juru bicara WHO, Tarik Jasarevic berpartisipasi secara virtual dari Kairo, Mesir – serta juru bicara UNRWA, Tamara Alrifai tidak dapat memastikan apakah konvoi bantuan lain akan diizinkan memasuki Jalur Gaza pada Selasa.
Konvoi ketiga yang terdiri dari 20 truk bantuan memasuki penyeberangan Rafah dari Mesir ke Jalur Gaza pada Senin, menurut juru bicara Palestina.
PBB mengatakan Jalur Gaza membutuhkan sekitar 100 truk bantuan per hari untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan kemanusiaan di sana.
Penulis: Bela
Editor: Hendro