WHO: Investasi dan menghilangkan mitos untuk meningkatkan pendengaran

Menghilangkan mitos dan prasangka Bahkan di tempat-tempat yang tes, alat bantu dengar, dan rehabilitasinya tersedia melalui sistem kesehatan dan gratis, masyarakat tidak selalu bisa mengakses layanan-layanan tersebut, demikian studi menunjukkan.

“Meskipun tantangan yang dihadapi sistem kesehatan adalah kesalahan persepsi masyarakat yang sudah mendarah daging dan pola pikir yang menstigmatisasi itulah faktor kunci yang membatasi upaya kita dalam mencegah dan mengatasi gangguan pendengaran,” jelas Dr. Chadha.

Mitos bahwa hanya orang lanjut usia yang mengalami gangguan pendengaran atau gagasan bahwa alat bantu dengar selalu sangat mahal atau tidak efisien menyebabkan kerugian, tidak hanya bagi orang-orang yang hidupnya bisa menjadi jauh lebih baik, namun juga berdampak negatif terhadap perekonomian.

Baca Juga:  Menag: Indonesia Dapat Tambahan Fasilitas Mobil Golf Bantu Mobilitas Jamaah di Mina

Setiap tahun, WHO menggunakan Hari Pendengaran Sedunia untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini, mematahkan stereotip dan kesalahan persepsi sehingga membantu lebih banyak orang mendapatkan bantuan untuk meningkatkan kehidupannya.

Berita Terkait

Bantuan penting diblokir di Gaza, karena kekurangan bahan bakar mengancam layanan penyelamatan nyawa

Pertumbuhan global akan tetap lemah pada tahun 2025 di tengah ketidakpastian, laporan PBB memperingatkan

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top