Berita PBB: Anda berasal dari Mauritania di Sahel. Pernahkah Anda melihat degradasi lahan terjadi secara real time?
Ibrahim Thiaw: Situasinya sangat menyedihkan. Saya telah melihat degradasi lahan dalam hidup saya. Tapi di saat yang sama, saya juga punya banyak harapan karena saya melihat perubahan positif akan datang. Saya melihat generasi muda sadar akan fakta bahwa mereka perlu membalikkan tren ini.
Saya melihat semakin banyak petani dan penggembala yang mencoba melakukan bagian mereka. Saya melihat lebih banyak intervensi dari komunitas internasional, termasuk dari dunia kemanusiaan yang berinvestasi dalam restorasi lahan. Jadi, saya melihat sebuah gerakan yang memberi saya harapan bahwa jika kita menggabungkan upaya kita dan bekerja secara kolaboratif, tren tersebut akan bisa dibalik.
Dan harapan terbaik yang saya miliki adalah energi, yang merupakan mata rantai yang hilang bagi pembangunan dan usaha kecil dan menengah. Energi kini dapat diakses di tempat-tempat terpencil berkat kemampuan kita memanfaatkan energi matahari dan angin.
Dan kemungkinan menggabungkan energi dan pertanian sangatlah positif, karena Anda dapat memanen air, menyimpan makanan, dan mengurangi kehilangan makanan. Anda dapat mengolah makanan tersebut untuk membuat rantai di tingkat lokal.