Banyak yang percaya bahwa peretas yang disponsori negara dari Tiongkok mengakses data sensitif termasuk nomor jaminan sosial, sidik jari, dan informasi rahasia dari pemeriksaan latar belakang karyawan. Hal ini merupakan pukulan telak bagi keamanan nasional dan privasi pribadi, serta mengungkap kerentanan dalam pengelolaan data pemerintah AS.
Butuh waktu berbulan-bulan bagi para penyelidik untuk mengungkap sepenuhnya kerusakan yang terjadi, yang memicu penilaian ulang metode perlindungan data secara nasional. Pejabat pemerintah China membantah adanya keterlibatan apa pun saat itu.