Aulanews.id – Peperangan tidak lagi terbatas pada medan perang fisik. Di era digital, medan baru telah muncul di dunia maya. Di sini, negara-negara bertempur bukan dengan peluru dan bom, tetapi dengan deretan kode dan malware canggih.
Salah satu contoh terbaru terungkap pada bulan Mei tahun ini, ketika sekitar 270.000 catatan penggajian milik angkatan bersenjata Inggris ditemukan telah terekspos dalam pelanggaran data . Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit oleh pemerintah Inggris, beberapa menteri mengatakan kepada pers bahwa mereka yakin China bertanggung jawab. Pemerintah China telah membantah keterlibatan apa pun, dilansir dari techxplore.com pada hari Rabu (4/9/2024).
Tentu saja, ini bukan pertama kalinya pemerintah, lembaga, dan karyawannya menjadi sasaran serangan siber. Berikut contoh 5 cyber yang pernah terjadi:
1. Stuxnet, tahun 2010
Pada tahun 2010, senjata siber utama pertama yang diketahui telah diluncurkan. Stuxnet adalah cacing komputer canggih (program yang menggandakan dirinya sendiri untuk menyebar ke komputer lain) yang menargetkan program nuklir Iran. Tidak seperti malware pada umumnya, Stuxnet dirancang untuk menyusup dan menyabotase fasilitas pengayaan uranium Iran dengan menyebabkan sentrifus berputar tak terkendali sambil mengirimkan data palsu ke sistem pemantauan. Hal ini membuat kerusakan tidak terlihat oleh orang-orang yang mengawasi sistem.
Serangan tersebut menjadi preseden baru dalam perang siber, yang menunjukkan bagaimana perangkat digital dapat menyebabkan kerusakan fisik. Diyakini sebagai operasi gabungan AS dan Israel , Stuxnet menunda ambisi nuklir Iran, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran baru tentang masa depan keamanan siber global.