Aulanews.id – Badai Matahari Super diduga bakal berdampak membuat kiamat internet besar-besaran di Bumi. Hal ini berdasarkan penelitian terbaru oleh Sangeetha Abdu Jyothi dari University of California, Irvine, and VMware Research. Ia menyebut ketika terjadi badai matahari atau CME (coronal mass ejection), partikel Matahari yang termagnetisasi dan bermuatan ini akan mengganggu medan magnet Bumi, sehingga menciptakan badai geomagnetik di atmosfer
Efeknya, badai magnetik ini dapat mengganggu infrastruktur penting di bumi seperti jaringan listrik, satelit navigasi, hingga komunikasi radio pesawat. Badai ini bahkan bisa merusak kabel bawah laut yang membentang sangat jauh dan menjadi tulang punggung (backbone) koneksi internet dunia.
Bagaimana kiamat internet terjadi?
Menurut para peneliti, meski saat ini internet telah menggunakan kabel serat optik yang lebih kebal terhadap lontaran CME ketimbang kabel tembaga.
Namun, kabel serat optik yang terbentang di laut lebih rentan badai Matahari ketimbang kabel serat optik di darat. Pasalnya, kabel serat optik yang membentang dengan jarak sangat jauh hingga ratusan bahkan ribuan kilometer ini memiliki konduktor pendamping.
Konduktor ini berfungsi menghubungkan repeater yang terpasang secara seri di sepanjang kabel yang disebut power feeding line. Nah, badai Matahari Super bisa mempengaruhi konduktor ini.
Peneliti juga mengatakan dampak badai Matahari pada infrastruktur internet juga didasarkan pada topologi. Misalnya, AS sangat rentan terhadap pemutusan hubungan dari Eropa. Sebab, Eropa berada di lokasi yang rentan. Sedangkan Asia memiliki ketahanan yang relatif tinggi dengan Singapura sebagai hub yang menghubungkan koneksi ke beberapa negara.
Bahkan menurutnya data center Google lebih tahan ketimbang Facebook.
Meski demikian, Jyoti menyebut rancangan internet saat init telah dibuat sedemikian rupa untuk mengantisipasi kegagalan koneksi. Jika, satu jalur kabel laut gagal, maka lalu lintas internet bisa dialihkan ke jalur lain yang aman. Namun, butuh biaya mahal untuk melakukan hal ini.
“Kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh arus induksi geomagnetik tetapi karena paparan langsung partikel bermuatan tinggi di CME. Ancaman terhadap satelit komunikasi termasuk kerusakan komponen elektronik dan hambatan ekstra pada satelit, terutama pada sistem orbit rendah bumi seperti Starlink yang dapat menyebabkan peluruhan orbit dan masuk kembali ke bumi secara tidak terkendali,” tulis peneliti seperti dikutip dari Hindustan Times, dilansir dari cnnindonesia.com.