Ekspor Gaza diperkirakan mencapai 134 juta dolar AS per tahun. Pengiriman itu, menurut Kementerian Perekonomian Hamas, sebagian besar ke Israel dan Tepi Barat.
Kementerian Pertanian yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan, tindakan Israel akan berdampak pada 60 ribu keluarga petani dan nelayan. Diperkirakan kerugian harian mencapai satu juta shekel atau 263 ribu dolar AS.
“Kami menuntut keputusan yang tidak adil itu dicabut. Keputusan ini tidak didasarkan pada pembenaran nyata dan melanggar hukum internasional dengan menggunakan dalih yang rapuh,” kata Kementerian Pertanian dalam sebuah pernyataan.
Meskipun ada blokade, Israel mengizinkan ribuan pekerja meninggalkan Gaza untuk bekerja di Israel dan Tepi Barat. Israel mempertahankan pos bea cukai untuk memungkinkan ekspor dalam upaya mendorong stabilitas ekonomi pada tingkat tertentu.
Selain ikan dan hasil pertanian, Gaza juga mengekspor sejumlah besar tekstil dan produk lainnya. Pejabat di Kementerian Ekonomi Gaza Osama Nofal mengatakan, penutupan perbatasan akan memiliki dampak yang lebih luas selain pembekuan ekspor.
“Keputusan tersebut akan berdampak pada instalasi industri, penutupannya, dan mungkin akan memberhentikan banyak pekerja serta meningkatkan pengangguran. Keputusan seperti itu benar-benar sebuah bencana besar,” ujar Nofal.
(Mg06)