Warga Gaza ‘tidak punya rumah – dan mereka tidak punya harapan’: Sekjen PBB

Mengakui pergeseran dari dunia unipolar ke dunia multipolar, beliau menekankan perlunya mekanisme tata kelola multilateral yang baru dan inklusif untuk mencegah risiko yang berlipat ganda.

Ke depan, Guterres menyoroti KTT Masa Depan yang akan diadakan pada bulan September, dan mencatat pentingnya Agenda Baru untuk Perdamaian, Stimulus SDG, dan Badan Penasihat Kecerdasan Buatan.

Beliau juga menekankan perlunya menyelaraskan institusi dengan masa kini dan menjaga prinsip-prinsip seperti penghormatan terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan hukum humaniter internasional.

Situasi di GazaDalam mengatasi krisis yang terjadi saat ini, Guterres menyatakan keprihatinan khusus atas konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan Gaza, di mana “situasinya semakin memburuk” dan operasi kemanusiaan PBB terus menghadapi penolakan akses, penundaan dan bahaya – termasuk tembakan langsung.

“Mari kita perjelas: Penolakan akses kemanusiaan berarti penolakan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil,” tegasnya.

Baca Juga:  PM Malaysia Soal Serangan Brutal Israel ke Gaza: Puncak Barbarisme di Dunia

Sekretaris Jenderal juga menyatakan keprihatinan mendalam atas laporan bahwa militer Israel bermaksud untuk fokus selanjutnya di Rafah.

“Separuh penduduk Gaza kini berdesakan di Rafah. Mereka tidak punya tempat tujuan. Mereka tidak punya rumah – dan mereka tidak punya harapan,” katanya, sambil menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera, pembebasan sandera tanpa syarat, dan langkah nyata menuju solusi dua negara sejalan dengan resolusi PBB dan hukum internasional.

Perdamaian sangat diperlukanGuterres menyimpulkan dengan menekankan bahwa perdamaian, dalam segala hal, sangat diperlukan bagi Timur Tengah dan dunia.

Sumber: Reuters Baca Juga:  Biden dan Netanyahu Berada di Jalur yang Berlawanan Setelah Pemungutan Suara di PBB

...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist