Aulanews.id-Kediri, Ratusan warga masyarakat di wilayah Kecamatan Pagu, Kayen Kidul, dan Kecamatan Papar, sepakat pada Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) tanggal 27 November 2024 mendatang untuk mencoblos Blangkon yang dikenakan oleh calon Bupati Kediri Nomor Urut 1, H. Deny Widyanarko.
Kesepakatan tersebut dilakukan oleh warga pada saat kampanye Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kediri Nomor Urut 1, H. Deny Widyanarko – Dra. Hj. Mudawamah, M.H.I (Deny – Mudawamah), yang dikemas dalam kegiatan Sambang Dusun, Jum’at, 4 Oktober 2024.
Cabup yang selalu mengenakan Blangkon Hijau tersebut mengatakan, dengan kegiatan Sambang Dusun tersebut, diharapkan dapat terjalin silaturrahmi yang baik dengan para tokoh masyarakat, tokoh agama, serta tokoh pemuda di semua dusun.
“Alhamdulillah hari ini kami bisa melanjutkan kegiatan Sambang Dusun di wilayah Kecamatan Pagu, Kayen Kidul, dan Kecamatan Papar. Sambang Dusun ini dimaksudkan untuk bersilaturrahmi dan berdialog bersama warga masyarakat tentang apa saja keinginan untuk kabupaten tercinta ini lebih maju,” katanya, Kamis (03/09).
Lebih lanjut cabup yang berpasangan dengan Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Kediri (Dra. Hj. Mudawamah, M.H.I) ini, setiap menggelar Sambang Dusun selalu mendapatkan sambutan positif dari para tokoh, dan sepakat untuk mendukung program serta memenangkan Paslon Deny-Mudawamah pada 27 November 2024 mendatang.
“Setiap Sambang Dusun, kami juga selalu melakukan penandatangan kontrak politik rangkap dua, satu untuk pegangan masyarakat, dan satunya lagi akan dinotariskan. Dalam kontrak politik tersebut saya menyatakan akan mengalokasikan anggaran dalam bentuk program pembangunan dusun sebesar Rp.300 – 500 juta per dusun per tahun. Dan jika dalam dua tahun terpilih menjadi bupati nanti saya tidak menganggarkannya, maka mengundurkan diri,” jelasnya.
Calon AG 1 Cabup yang juga pengusaha sukses kelahiran Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten ini juga mengungkapkan, kontrak politik tersebut dilakukan sebagai bentuk keseriusan untuk menjalankan program unggulan yang telah dicanangkannya, bukan hanya untuk mencari popularitas saja.
“Seorang pemimpin yang membuat program itu harus berani menanggung konsekuensi apabila nantinya setelah terpilih ternyata tidak melaksanakan seperti yang dijanjikannya. Bukan hanya membuat program tapi selanjutnya dilupakan begitu saja, dan tidak dijalankan,” ujarnya. (Hikam)