“Hal ini memang harus didukung dengan ide-ide dan ada gerakan [seperti dari Mujadalah Kiai Kampung] sehingga nanti pemerintahan-pemerintahan berikutnya juga terus ada keberpihakan yang lebih besar kepada masyarakat kecil,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Harian Mujadalah Kiai Kampung, Wahyu Muryadi melaporkan bahwa Mujadalah Kiai Kampung baru saja menggelar acara pertemuan pada 18 November 2023 di Kastil Atamimi Palace, Malang, Jawa Timur.
Pada pertemuan yang dihadiri sekitar 300 kiai kampung dari seluruh Indonesia itu, membahas berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat di pedesaan.
“Kenapa muncul istilah kiai kampung karena memang kami menganggap merekalah yang paling tahu realitas dan problem sosial di sekitarnya,” katanya.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan bahwa acara Mujadalah Kiai Kampung juga dilatarbelakangi keprihatinan terhadap para kiai kampung yang kehidupannya dirasa kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
“Banyak sekali persoalan-persoalan yang terjadi di pedesaan, itu yang sangat mendasar sekali menyangkut hajat hidup mereka, bahkan untuk makan, papan, sandang, pangan itu agak susah, itu masih terjadi,” katanya.