Wamira Mart Diluncurkan, Bupati Baddrut Tamam Ingin Produk UMKM Lokal Tumbuh Subur

Aulanews.id – Bupati Pamekasan Baddrut Tamam meresmikan Warung milik rakyat (Wamira) Mart di Jalan Jokotole, Selasa (9/11/2021) malam.

Wamira mart merupakan toko modern yang berisi produk-produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan produk wirausaha baru (WUB) binaan Pemerintah Kabupaten Pamekasan.

Seperti sepatu batik, tas batik, sorban batik, sarung tenun, jajanan, minuman dan beberapa produk lokal lainnya.

Hadir dalam peresmian pasar Wamira tersebut para pimpinan daerah (forkopimda), sekretaris daerah Totok Hartono, organisasi perangkat daerah di lingkungan Kabupaten Pamekasan (OPD), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), forum koordinasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin). ), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan undangan umum lainnya.

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menyampaikan, pendirian wamira mart ini sebagai bentuk pembelaan pemerintah daerah terhadap pelaku UMKM di bumi Gerbang Salam.

Termasuk program sepuluh ribu pengusaha baru (Sapu Tangan Biru) melalui wirausaha baru (WUB).

“Di bidang ekonomi ini kita ingin tuntas hulu hilirnya, bukan hanya melatih saja, bukan hanya memberi alat saja, tetapi kita pikirkan modalnya, sampai pemasarannya,” ujar bupati yang akrab disapa Mas Tamam tersebut.

Menurutnya, sebagian orang sebelumnya tidak percaya adanya rancangan program ‘sapu tangan biru’ tersebut.

Namun ternyata, program itu sekarang benar-benar dirasakan manfaatnya.

“Tetapi bagi saya sangat mungkin, kenapa sangat mungkin? Kalau satu desa 50 orang saja yang kita latih, kali asumsi kelurahan dan desa sampai 10 ribu, 50 orang saja, belum lagi kalau lebih 50 orang,” jelasnya.

Saran dia, pengusaha itu harus mempunyai komitmen kuat membangun usahanya dengan maksimal, meskipun tidak mendapat fasilitasi pelatihan dari pemerintah daerah.

Tujuannya, untuk menumbuhkan komitmen tersebut pemerintah kabupaten merancang program sapu tangan biru.

Bupati mengaku, dirinya memilih langkah tidak biasa atas kebijakan pinjaman dengan modal satu persen selama setahun bagi para peserta WUB sebagai langkah kongkrit menumbuhkan ekonomi rakyat merata dari bawah.

Meskipun dari setiap kebijakan itu ada konsekuensi yang harus dijalani demi pembelaannya terhadap masyarakat.

“Saya memilih kasihan rakyat, karena kalau masih bunganya 6 persen orang mau pinjam takut, karena kalau tidak membayar barang yang jadi jaminan akan diambil. Ini cara yang revolusioner kita lakukan,” ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat harus mendapat pembelaan dengan skema bunga permodalan satu persen demi menumbuhkan ekonomi mereka.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist