“Memang sudah viral, intinya kita harus mencari bukti otentik dulu. Apa benar pelakunya yang melakukan itu atau bagaimana. Kalaupun misalnya beliau yang melakukan itu benar, tetap kita akan tindak lanjuti,” tuturnya.
3. Ortu Polisikan Guru Viral Diduga Cabuli Siswi
Oknum guru SMAN di Kabupaten Minahasa Selatan yang diduga melecehkan siswinya dilaporkan polisi. Penyelidikan masih berlangsung, dan diduga ada korban lain dari ulah cabul guru tersebut.
Polisi memulai penyelidikan setelah orang tua siswi yang viral dilecehkan oleh gurunya itu melapor ke Mapolres Minsel.
“Masih didalami kemungkinan adanya korban lainnya,” kata Kapolres Minsel AKBP S Norman Sitindaon kepada wartawan, Selasa (12/10).
Norman mengungkapkan pelecehan terhadap siswa kelas X itu terjadi sejak September lalu.
Menurutnya, informasi soal adanya dugaan korban lain didapatkan pihaknya dari informasi pelecehan yang viral di media sosial. Guru MMT akan dipanggil dalam waktu dekat untuk dimintai keterangan.
“Jadi info tersebut dari medsos yang viral kemudian kami lakukan penyelidikan untuk mengklarifikasi pihak-pihak yang terkait kasus tersebut,” sebut dia.
4. Diduga Ada 6 Korban Lain
Disdik Sulut memeriksa sejumlah saksi terkait kasus dugaan pelecehan seksual guru SMAN di Minahasa Selatan. Guru tersebut diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap 6 siswi lainnya.
“Sudah ada 6 orang yang menyampaikan menjadi korban juga,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sulut, Grace Punuh, melalui Kepala Cabang Dinas Kecabdis Minahasa Selatan-Minahasa Tenggara Max Lengkong, kepada wartawan, Selasa (12/10).
Informasi tersebut salah satu disampaikan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMAN tersebut. Saat ini para murid masih mengalami trauma.
Max mengatakan, dalam berita acara pemeriksaan (BAP), ada salah satu siswa mengungkap peristiwa itu terjadi saat para siswa sedang mengurus beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) di sekolah. Menurut dia, foto diambil oleh rekan korban.
“Kemudian keterangan dari siswa kami sudah wawancara kalau betul-betul ada siswa temannya yang mengambil foto. Saat itu mereka sedang mengurus beasiswa PIP. Tapi korban bukan mengurus beasiswa,” ujarnya.