Aulanews.id –António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, kembali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dalam kunjungannya ke perbatasan Mesir dengan Gaza di tengah upaya mendesak untuk mencegah kelaparan di wilayah tersebut setelah lebih dari lima bulan dilanda perang yang menghancurkan.
“Warga Palestina di Gaza – anak-anak, perempuan, laki-laki – masih terjebak dalam mimpi buruk yang tiada henti,” kata Guterres. “Saya menyampaikan suara sebagian besar orang di dunia yang telah melihat cukup banyak hal.”
Dilansir dari The Guardian News pada tanggal 23 Februari 2024, Guterres tiba pada hari Sabtu di al Arish di Sinai utara Mesir, tempat sebagian besar bantuan internasional untuk Gaza dikirim dan ditimbun.
“Dari persimpangan ini, kita melihat betapa patah hati dan tidak berperasaannya semua orang,” tambah Guterres. “Antrean panjang truk bantuan di satu sisi gerbang, dan bayangan panjang kelaparan di sisi lain,” katanya. “Itu lebih dari sekedar tragis. Ini adalah kemarahan moral.”
Program Pangan Dunia mengatakan warga Gaza “mati kelaparan”, dan kelaparan diperkirakan akan terjadi pada bulan Mei di Gaza utara tanpa adanya intervensi segera.
Ada kritik yang tajam dan meluas terhadap Israel , yang dituduh menghalangi bantuan dengan birokrasi yang rumit, penolakan izin secara sewenang-wenang, dan penolakan untuk membuka jalur akses utama ke Gaza yang memungkinkan aliran bantuan dengan cepat.
Menurut gubernur wilayah Sinai, Mohamed Shusha, 7.000 truk sedang menunggu di Mesir untuk mengirimkan bantuan ke Gaza, namun prosedur pemeriksaan yang diminta oleh Israel telah menghambat aliran bantuan.
Israel membantah tuduhan tersebut, dan juru bicaranya mengatakan tidak ada batasan masuknya makanan, air, obat-obatan, atau peralatan perlindungan ke Gaza.
Badan-badan bantuan juga mengatakan bahwa tingkat kerusakan, rusaknya ketertiban sipil dan operasi militer di sebagian besar wilayah membuat pengiriman bantuan kemanusiaan menjadi sangat sulit.
Pada hari Sabtu, para pejabat militer Israel mengklaim bahwa lebih dari 170 militan telah tewas dalam serangan enam hari di rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza.
Pasukan Israel bergerak ke kompleks medis yang luas itu pada hari Senin dalam operasi besar yang bertujuan untuk menangkap para pejuang dan pemimpin Hamas dan faksi militan lainnya yang menurut para pejabat militer bermarkas di sana.
“Sejauh ini, pasukan telah melumpuhkan lebih dari 170 teroris di sekitar rumah sakit, menginterogasi lebih dari 800 tersangka dan menemukan banyak senjata dan infrastruktur yang terkait dengan kegiatan teror,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF).