Fawaid juga menambahkan, pencapaian UNUJA di bidang publikasi ilmiah tidak lepas dari peran serta dosen, mahasiswa, dan pemangku kepentingan di lingkungan fakultas dan lembaga. Setidaknya sejak tahun 2018 kampus sudah menerapkan kebijakan riset dan PKM berbasis publikasi ilmiah, mulai dari kebijakan publikasi tugas akhir, program KKN berbasis Iuaran, hingga insentif publikasi ilmiah.
“UNUJA sudah memulai publikasi sebagai pengganti tugas akhir 2 tahun sebelum kebijakan mendikbud tentang pengganti skripsi,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, UNUJA juga sudah menjalin kerja sama dengan mitra di luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Tiongkok. Jejaring Publikasi Internasional yang dibangun oleh individu dosen merupakan faktor utama tingginya penilaian publikasi ilmiah. Beberapa jurnal UNUJA juga telah terakreditasi Nasional, hingga saat ini, terdapat 9 dari 13 jurnal aktif yang telah terakreditasi SINTA.
Wakil Rektor I UNUJA, M. Noer Fadli Hidayat, M.Kom juga memberikan apresiasi capaian ini dan berharap seluruh civitas UNUJA mampu terus meningkatkan publikasi ilmiah.
”Untuk usia kampus swasta di bawah naungan pesantren yang masih berusia 5 tahun, ini adalah percapaian yang luar biasa. PR kita kedepanya adalah bagaimana memastikan soal publikasi tidak selesai diIuaran saja, namun harus bermanfaat buat masyarakat,” ungkapnya.
Beberapa kategori penganugerahan Distiristek yang diberikan, antara lain; Anugerah Prioritas Nasional, Anugerah Kerja Sama, Anugerah Jurnalis dan Media, Anugerah Humas, Anugerah Belmawa, Anugerah Sumber Daya, Anugerah Kelembagaan, dan Anugerah Riset, PKM, dan Publikasi Ilmiah. Kategori ini dibagi ke dalam subbagian PTNBH, PTNBLU, dan PTS.
Pewarta: Abdur Rahmad