Sedangkan, cabang yang menjulang ke langit menggambarkan aspirasi kampus untuk menjadi pusat keunggulan dalam teknologi inklusif. Komitmennya untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten dalam teknologi, tetapi juga peka terhadap inklusivitas, menjembatani divisi dan menciptakan lingkungan yang merangkul keberagaman.
Bustomi lebih lanjut mengatakan, UNU Pasuruan akan terus berusaha untuk memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sejalan dengan nilai-nilai NU yang mengedepankan keadilan, toleransi, dan kebersamaan.
“Langkah praktis kami telah melakukan pencatatan sejarah perjalanan yang disusun dalam buku ilmiah dengan judul Oase Qur’ani UNU Pasuruan, yang saat ini berproses dan telah sampai pada esensi kontekstual. Semoga buku ini dapat menginspirasi ditemukannya epistimologi pendidikan tinggi NU,” ujarnya.
Dalam rangka mengembangkan UNU Pasuruan sebagai pusat keunggulan teknologi inklusif, persiapan dilakukan dengan pembenahan infrastruktur, kurikulum inklusif, pelatihan tenaga pendidik, dan aksesibilitas fasilitas.
Kemitraan industri, program beasiswa, inovasi, dan dukungan perempuan di bidang teknologi menjadi fokus garapan untuk menciptakan komunitas inklusif. Pengembangan soft skills dan platform pembelajaran online digunakan untuk mendukung adaptabilitas mahasiswa. Monitoring dan evaluasi berkelanjutan diperlukan untuk memastikan pencapaian visi ‘Excellent in Inclusive Technology’.
Di sisi lain, Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Pasuruan ini mengatakan, ada tujuh program studi yang dimiliki UNU Pasuruan, yakni Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknologi Hasil Pertanian, Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, dan Desain Komunikasi Visual.