Aulanews.id – Hari ini, 58 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 28 Januari 1964, Uni Soviet menembak jatuh pesawat jet Amerika Serikat (AS). Departemen Luar Negeri AS saat itu menuduh Uni Soviet menembak jatuh jetnya yang tersasar ke wilayah udara Jerman Timur.
Dilansir dari History, akibat insiden itu, tiga orang perwira AS yang berada di dalam pesawat tersebut tewas.
Saat itu, Soviet menanggapi tuduhan ini dengan pernyataan bahwa penerbangan jet yang dilakukan AS adalah sebuah “provokasi besar”. Insiden ini pun menjadi sebuah pengingat buruk akan meningkatnya ketegangan Blok Timur dan Blok Barat pada masa Perang Dingin.
Kronologi
Menurut pihak militer AS, jet tersebut sedang melakukan latihan penerbangan di atas wilayah Jerman Barat. Pilot kemudian kebingungan saat terjadi badai dahsyat yang menyebabkan pesawat membelok hampir 100 mil keluar dari jalur yang seharusnya.
Serangan Soviet terhadap pesawat tersebut pun memicu protes dan kemarahan dari Departemen Luar Negeri AS dan beberapa pemimpin kongres, termasuk Senator Hubert H. Humphrey.
Ia menuduh bahwa Soviet dengan sengaja menjatuhkan pesawat untuk “mengumpulkan serangan” dalam manuver agresif pada Perang Dingin. Sementara itu, Soviet menolak protes AS dan mengatakan bahwa mereka memiliki semua alasan untuk membuktikan bahwa tindakan mereka tidak salah.
Para pejabat Soviet juga mengeklaim bahwa pesawat tersebut telah diperintahkan untuk mendarat. Akan tetapi, pesawat jet tersebut tidak mengindahkan instruksi yang diberikan.
Tak lama setelah insiden tersebut, para pejabat AS diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Jerman Timur untuk mengambil jenazah dan puing-puing pesawat.