Aulanews.id – Lisa Doughten, Direktur Pembiayaan dan Kemitraan di Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyoroti banyaknya korban jiwa yang tak henti-hentinya terhadap warga sipil.
“Serangan setiap hari terus berlanjut, menimbulkan kematian, cedera dan penderitaan yang tak terhitung pada warga Ukraina, serta kehancuran dan kerusakan pada infrastruktur sipil,” katanya, seraya menambahkan bahwa hidup mereka yang berada di garis depan jauh lebih sulit.
“Mereka menghadapi serangan terus-menerus dan pilihan-pilihan yang mustahil: melarikan diri dalam kondisi berbahaya meninggalkan semua yang mereka miliki – mungkin untuk kedua atau ketiga kalinya – atau tetap tinggal, dan berisiko cedera atau kematian.”
Di wilayah seperti Zaporizhzhia, Donetsk, Kharkiv, dan Kherson, puluhan warga sipil tewas dalam serangan baru-baru ini. Pada bulan November saja, 65 warga sipil tewas, dan 372 orang terluka di 11 wilayah Ukraina, dua kali lipat jumlah korban jiwa dibandingkan bulan sebelumnya.
Infrastruktur energi sedang diserangKrisis ini diperburuk oleh “serangan berulang-ulang, berskala besar, dan terkoordinasi” terhadap infrastruktur energi Ukrainakata Ms. Doughten.
Hal ini semakin membahayakan warga sipil karena suhu turun hingga minus 20 derajat Celsius. Menurut Program Pembangunan PBB (UNDP), lebih dari 60 persen fasilitas pembangkit energi di negara tersebut telah rusak sejak bulan Maret.
“Memasuki bulan-bulan terdingin tahun ini, akses warga sipil terhadap listrik, gas, pemanas dan air sangat terpengaruh,” tambah Ms. Doughten.
Kelompok kemanusiaan dalam bahayaSituasi berbahaya ini juga berdampak pada operasi kemanusiaan, dimana pekerja bantuan, kendaraan dan fasilitas penyimpanan menjadi sasaran serangan. Jumlah pekerja bantuan yang terbunuh meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun ini – dari empat pada tahun 2022 dan lima pada tahun 2023, menjadi 11 pada tahun 2024.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, komunitas kemanusiaan telah meningkatkan upayanya, kata Ibu Doughten, sambil mencatat bahwa sejauh ini pada tahun 2024, lebih dari 630 organisasi kemanusiaan telah memberikan bantuan kepada 7,7 juta orangmemprioritaskan dukungan bagi kelompok yang paling rentan.
Namun, diperkirakan 1,5 juta warga sipil di wilayah pendudukan Rusia di Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia masih berada di luar jangkauan.
“Kami masih belum dapat menjangkau orang-orang ini dalam skala yang memadai. Kegagalan memberikan bantuan di bidang-bidang ini dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan, terutama di musim dingin,” tambahnya.