Aulanews.id – Sementara itu, di New York, Dewan Keamanan bertemu sekali lagi untuk membahas perang akibat invasi Rusia yang akan menandai peringatan dua tahun perang tersebut bulan depan.
Setidaknya 27 warga sipil dilaporkan tewas dan 25 lainnya terluka dalam serangan di Donetsk yang melanda pasar lokal dan daerah pemukiman terdekat di kota tersebut, menurut laporan media.
OHCHR sedang mencoba untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang serangan itu, meskipun mereka tidak memiliki akses ke kota dan wilayah pendudukan lainnya di Ukraina, kata Juru Bicara Ravina Shamdasani dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
“Sangat penting untuk melakukan investigasi menyeluruh, cepat dan independen untuk menentukan fakta dan tanggung jawab atas serangan ini,” katanya.
“Penyelidikan harus menentukan apakah serangan ini melanggar hukum yang berlaku mengenai perilaku permusuhan, dengan tujuan untuk memastikan akuntabilitas.”
Ibu Shamdasani juga menekankan perlunya memastikan penghormatan yang ketat terhadap hukum kemanusiaan internasional dan pihak-pihak yang berkonflik untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi warga sipil dari bahaya.
‘Kewajiban yang jelas’Berbicara kepada Dewan Keamanan pada Senin pagi di New York, Adedeji Ebo, Wakil Perwakilan Tinggi PBB untuk Urusan Perlucutan Senjata, menegaskan kembali “tugas” pihak-pihak yang bertikai untuk melindungi warga sipil.
“Ini adalah kewajiban yang jelas,” katanya, memberi pengarahan kepada para duta besar.
“Izinkan saya mengatakannya sekali lagi: serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil dilarang berdasarkan hukum internasional. Semua serangan seperti itu harus segera dihentikan.”
