UIN Surakarta, PTKIN di Kota Toleran dan Implementasikan Falsafah Perjuangan Raden Mas Said

UIN Raden Mas Said Surakarta (Foto: Google)
UIN Raden Mas Said Surakarta (Foto: Google)

Dekan Fakultas Adab dan Bahasa (FAB) UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof Dr H Toto Suharto menjelaskan lebih lanjut terkait nilai-nilai perjuangan yang diambil dari sosok Raden Mas Said.

“​​​​Raden Mas Said dikenal dengan Tri Dharma perjuangannya: Mulat Sarira Hangrasa Wani, Rumangsa Melu Handarbeni, dan Wajib Melu Hangkrukebi,” ujarnya.

Dijelaskan makna dari Tri Dharma tersebut, Mulat Sarira Hangrasa Wani artinya memahami diri sendiri dengan cara introspeksi diri agar mampu mengatasi hambatan yang menghalangi perbaikan diri. Kemudian, Rumangsa Melu Handarbeni memiliki makna ikut merasa memiliki, dan terakhir Wajib Melu Hangkrukebi yang berarti semua pihak wajib ikut berjuang dalam menjaga dan mempertahankan wilayah apabila diserang musuh.

Berdiri Sejak 1997
Sebelum naik status dan berganti nama menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2021 tanggal 11 Mei 2021, UIN Surakarta dikenal dengan nama IAIN Surakarta.
Dalam sejarahnya, sebelum resmi didirikan pada 30 Juni 1997 atau bertepatan dengan 25 Safar 1418 H. Tanggal ini yang kemudian dijadikan sebagai hari jadi UIN Raden Mas Said. Kampus ini awalnya menjadi proyeksi dari kampus IAIN Walisongo di Surakarta, yang dimulai sejak tahun 1992, dengan membuka dua fakultas yakni Fakultas Syariah dan Ushuludin.

Setelah lima tahun berjalan, IAIN Walisongo di Surakarta ini diubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta. Kemudian, seiring perkembangan waktu, pada 28 Juli 2011, STAIN Surakarta berganti menjadi IAIN Surakarta dengan tiga fakultas, yakni: Fakultas Ushuludin dan Dakwah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, serta Fakultas Tarbiyah dan Bahasa.

Pada tahun 2021, IAIN Surakarta berganti status dan nama menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta, seperti yang diterangkan di atas. Menurut Prof Toto Suharto, penyematan nama Raden Mas Said menjadi nama universitas, tidak lepas dari sejumlah alasan ini.

“Pertama, Raden Mas Said merupakan tokoh yang dikenal sebagai pejuang yang telah banyak berjasa bagi bangsa ini, sehingga ia kemudian dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional,” ujarnya.

Kemudian alasan yang kedua, dalam Serat Babad Panambangan dikisahkan tentang masa kecil Raden Mas Said di Keraton Kartasura, sama dengan lokasi kampus UIN Surakarta saat ini. Ketiga, sejarawan Peter Carey menyebutkan bahwa Mangkunegara memiliki pasukan istri yang ikut berjuang dan dipimpin oleh istri Raden Mas Said, yang menjadi bukti secara historis Raden Mas Said memiliki kepedulian terhadap martabat perempuan.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist