Seiring berkembangnya waktu, STAIN Salatiga juga semakin berkomitmen untuk mengembangkan kualitas akademiknya menjadi lebih sempurna. Komitmen pihak pengelola dalam mengembangkan STAIN Salatiga dapat terjawab setelah dikeluarkannnya Perpres No. 143 Tahun 2014 yang mengubah status STAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan beralihnya status ini maka IAIN Salatiga mendapatkan kewenangan tambahan untuk menyelenggarakan pendidikan dengan sekelompok disiplin ilmu.
Setelah menjadi Institut, IAIN Salatiga kemudian mendirikan 5 fakultas yaitu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Fakultas Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora, serta Fakultas Dakwah. “Setelah perjuangan panjang untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitasnya, akhirnya IAIN Salatiga berhasil mendapatkan status sebagai Universitas Negeri (UIN) Salatiga dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2022 pada 8 Juni 2022,” jelas Prof Saerozi.
Berbagai Prestasi Mendunia
Berada di perdesaan dan di antara persawahan, tidak menjadikan UIN Salatiga berkecil hati dan berakhir menjadi kampus yang terbelakang. Dengan pengelolaan yang tepat didukung oleh kualitas mahasiswa serta pihak pengelolanya justru banyak sekali prestasi-prestasi luar biasa yang berhasil di dapatkan oleh UIN Salatiga.
UIN Salatiga sukses mendapatkan banyak prestasi dalam berbagai kategori yang berbeda baik itu taraf nasional ataupun internasional, dimulai dari sistem kelembagaannya, pengembangan akademisi, sampai skill yang ditunjukkan oleh mahasiswanya.
Dalam bidang kelembagaan UIN Salatiga telah mendulang prestasi setelah ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai Unit Kerja Pelayanan Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi(WBK) pada tahun 2020.
Prestasi lainnya dalam bidang pengembangan akademisi, UIN Salatiga telah berhasil menerbitkan Indonesian Journal of Islam and Muslims Societies (IJIMS) yang masuk peringkat pertama di Asia dan peringkat ke-6 Dunia. IJMS menjadi satu-satunya jurnal ilmiah dari Indonesia yang berhasil mencapai posisi tersebut. Selain IJIMS, UIN Salatiga juga memiliki Jurnal Ijtihad yang sudah terindeks oleh Scopus. “Kita dalam mengembangkan keilmuan tidaklah main-main. Kita sudah punya jurnal yang bereputasi internasional yaitu IJIMS. Ini menjadi bagian penting dari komitmen UIN Salatiga untuk mengembangkan diri sampai taraf internasional. Simbolnya adalah jurnal jurnal ini, karena sangat jarang ada perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki jurnal internasional,” terang Profesor Saerozi.