Aulanews.id – Uni Emirat Arab mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka sedang memantau dengan cermat kasus warganya Pavel Durov, pendiri Telegram, yang telah ditahan di Prancis.
Kementerian Luar Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa UEA telah meminta pemerintah Prancis untuk segera menyediakan semua layanan konsuler kepada Durov.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa “kesejahteraan dan perlindungan warga negara, menjaga kepentingan mereka, dan menyediakan semua perawatan yang diperlukan merupakan prioritas utama bagi UEA.” dilansir dari aa.com pada hari Selasa (27/8/2024).
Durov ditangkap sekitar pukul 8 malam (1800GMT) pada hari Sabtu saat ia turun dari jet pribadinya di Bandara Le Bourget di Paris.
Pria Prancis-Rusia berusia 39 tahun, yang terdaftar sebagai orang yang dicari di Prancis, baru saja tiba dari Azerbaijan. Dia ditahan berdasarkan surat perintah terkait kurangnya moderasi Telegram.
Tuduhan terhadapnya termasuk tuduhan bahwa platformnya terlibat dalam membantu penipu, pencuci uang, pengedar narkoba, dan orang-orang yang menyebarkan konten eksploitasi seksual anak, kata jaksa Prancis Laure Beccuau dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
Pihak berwenang kehakiman Prancis memutuskan pada Minggu malam untuk memperpanjang hak asuhnya, yang dibatasi hingga 96 jam, demikian laporan mingguan Le Point.
Di akhir penahanannya, Durov harus dibebaskan atau dibawa ke hadapan hakim untuk kemungkinan dakwaan.