Dengan kegiatan ini, berusaha untuk memberikan gambaran secara jelas kepada masyarakat khususnya anak-anak mengenai terorisme di Indonesia. Meliputi ancaman, kerawanan, hingga pertumbuhannya, sebagai bagian dari kewaspadaan bersama dalam upaya pencegahan terorisme.
“Kegiatan ini, sekaligus untuk meningkatkan sinergi antara FKPT sebagai bagian terdepan di masyarakat dalam upaya pencegahan terorisme dengan lembaga pendidikan usia sekolah dasar,” tutur Ketua FKPT Jatim Prof Dr Hj. Hesti Armiwulan S.
Menurutnya, toleransi dalam keberagaman di sekolah memiliki korelasi langsung dengan peningkatan motivasi belajar siswa untuk tampil kreatif dan inovatif.
Setiap anak di Indonesia memiliki hak untuk bertumbuh dengan baik, didengarkan pendapat mereka dan memiliki hak untuk menyampaikan informasi yang bermanfaat, tidak terkecuali dengan teman sebaya.
“Dalam setiap aksi terorisme, anak adalah korban sehingga masuk dalam kelompok rentan, sehingga perlu ada penanaman nilai-nilai Pancasila dan toleransi sejak usia dini untuk mencegah pengaruh paham radikal terorisme,” tutur Hesti, dalam sambutannya.
FKPT Jatim, menurut Hesti, siap mendorong guru dan pembimbing siswa agar mampu menjadi agen perdamaian, mengorganisir siswa dan siswi dan menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama melawan segala bentuk paham dan propaganda kelompok radikal terorisme. Setidaknya untuk lingkungan sekolah dan keluarga masing-masing.
“Salah satu bentuk kepedulian kita pada mereka adalah membelajarkan mereka sejak dini tentang kehidupan dan cinta tanah air,” tutur Hesti.
Menumbuhkan Sikap Mental
Perwakilan BNPT, Ahadi Wijayanto SE (Subkoordinator Tata Usaha Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi), dalam sambutannya mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk terus menumbuhkembangkan sikap, mental, perilaku, potensi, dan karakter positif pada anak.