Aulanews.id, Malang – Para guru dan anak usia Sekolah Dasar menjadi lahan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat dan menghargai kemajemukan bangsa. Di tengah masyarakat majemuk di Indonesia, saat menggugah anak-anak yang senantiasa bersifat toleran terhadap kemajemukan dan menghargai budaya bangsa.
Hal itu terungkap dalam dalam kegiatan Salam Anak Indonesia “Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia” dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme, digelar di kompleks Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Kota Malang, Kamis (16/11/2023), bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur.
Kegiatan diinisiasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dihadiri Ketua FKPT Jatim Prof Dr Hj. Hesti Armiwulan S, utusan BNPT Ahadi Wijayanto SE (Subkoordinator Tata Usaha Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi), Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Prof KH Mohammad Bisri bin Kiai Abdul Fattah Karim dan jajaran pengurus FKPT Jawa Timur, seperti Riadi Ngasiran (Kabid Media, Hukum dan Humas), Prof Husniyatus, Salamah Zaini yah (Bendahara) dan Agus Bambang Sangsono (Kabid Penelitian FKPT Jatim).
Menariknya pada kesempatan ini, kehadiran Hendra Bawole, pendongeng anak Nasional yang dihadirkan untuk menghidupkan acara tersebut. Pada kesempatan itu, juga diadakan Lomba Menulis Surat, yang diikuti para peserta.
Dengan Lomba Menulis Surat, dalam kegiatan ini, siswa-siswi berkesempatan mengembangkan kemampuannya berliterasi. Mulai dari penyampaian dongeng berisi pesan-pesan toleransi hingga praktik menulis surat menceritakan keunikan kota Malang, baik dari sisi budayanya hingga keunikan kulinernya.
Dengan kegiatan ini, berusaha untuk memberikan gambaran secara jelas kepada masyarakat khususnya anak-anak mengenai terorisme di Indonesia. Meliputi ancaman, kerawanan, hingga pertumbuhannya, sebagai bagian dari kewaspadaan bersama dalam upaya pencegahan terorisme.
“Kegiatan ini, sekaligus untuk meningkatkan sinergi antara FKPT sebagai bagian terdepan di masyarakat dalam upaya pencegahan terorisme dengan lembaga pendidikan usia sekolah dasar,” tutur Ketua FKPT Jatim Prof Dr Hj. Hesti Armiwulan S.
Menurutnya, toleransi dalam keberagaman di sekolah memiliki korelasi langsung dengan peningkatan motivasi belajar siswa untuk tampil kreatif dan inovatif.
Setiap anak di Indonesia memiliki hak untuk bertumbuh dengan baik, didengarkan pendapat mereka dan memiliki hak untuk menyampaikan informasi yang bermanfaat, tidak terkecuali dengan teman sebaya.