Kaharudin, salah satu pengungsi bercerita, sebelum erupsi terjadi, suasana di sekitar Semeru tampak seperti biasa. Namun tiba-tiba wedus gembel seperti bola raksasa berwarna putih pekat, datang menerjang ke kampungnya. Warga langsung berlarian menyelamatkan diri.
“Semuanya mengalami trauma berat karena melihat dengan mata sendiri wedus gembel atau awan panas guguran dimuntahkan Gunung Semeru. Menyapu permukiman dan menewaskan banyak jiwa ini. Jadi sementara waktu menghilangkan trauma mendalam. Saya dan keluarga tinggal di rumah Sugianto, sambil menunggu kondisi aktivitas Gunung Semeru stabil dan aman,” ucap Kaharudin.
“Selain bantuan, kita berharap janji pemerintah untuk merelokasi warga yang berada di zona merah bencana alam, atau yang bermukim di dekat aliran lahar Gunung Semeru segera terwujud,” imbuhnya.
dilansir dari detik.com