Aulanews.id – Bisnis Pertamina di PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) kini mengelola sepenuhnya bisnis dan operasi kilang di Indonesia sebagai sebuah entitas usaha yang mencetak profit. Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono mengatakan, pihaknya optimistis bahwa penandatangananlegal end-state merupakan sebuah momentum dan titik awal melakukan transformasi bisnis model kilang dan petrokimia guna mewujudkan visi ‘profitable refinery’.
Sebelumnya, Kilang Pertamina Internasional yang merupakan induk Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, sejak Juni 2020 lalu mendapat mandat untuk mengelola sektor kilang dan petrokimia Pertamina di Indonesia. Pasca penandatanganan dokumen legal (legal end-state) pada 1 September 2021, proses restrukturisasi Pertamina sebagai Holding BUMN Migas yang dirintis sejak tahun 2018 resmi rampung.
“KPI fokus menjalankan operational excellence dan keandalan kilang. Kini, PT KPI memiliki misi baru untuk mencetak laba, atau biasa disebut profit-centered entity,” jelas Djoko dalam keterangan resmi, Jumat (10/9).
Sebagai induk Subholding Refining & Petrochemical, Kilang Pertamina Internasional kini membawahi 6 unit kilang di Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Kasim. Mengelola strategis pengembangan kilang Balikpapan yang dikelola PT Kilang Pertamina Balikpapan dan pembangunan kilang baru ¬grassrootrefinery GRR Tuban yang dikelola PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia.
Djoko menegaskan legal end-state yang menandai restrukturisasi bisnis membuka banyak peluang dan manfaat bagi KPI. Manfaat lain dari restrukturisasi adalah sinergi yang terbentuk antara KPI selaku indukSubholding Refining & Petrochemical dengan Subholding lain di lingkungan Pertamina. Djoko bilang, pada aspek pemasaran produk, KPI memiliki prioritas sinergi lewat penjualan produk bernilai tinggi ke Subholding-Subholding terkait.