Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri itu juga meyatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga memberikan bantuan terapi healing kepada para korban.
“Pemkot Surabaya juga akan memberikan pendampingan kepada semua korban untuk penyembuhan rasa trauma yang dilakukan oleh DP3A, jadi didampingi terus sampai sembuh total,” katanya.
“Saya pastikan juga, ketika korban akan melakukan kontrol ke RS dan ternyata kesulitan menjangkaunya, maka hukumnya wajib kami mengantarkannya menggunakan ambulan Dinkes yang ada di Puskesmas atau RS,” ujar Cak Eri.
Cak Eri berharap semua korban yang mengalami peristiwa ini bisa segera pulih dan bisa beraktivitas kembali. Selain itu, ia juga meminta kepada seluruh pengelola wisata di Kota Surabaya untuk lebih mawas diri dan menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran untuk ke depannya.
“Ini menjadi warning betul bagi seluruh pengelola wisata di Surabaya, khususnya yang di kelola oleh investor untuk melihat kondisi sarana dan prasarananya agar lebih aman ketika digunakan. Apa pun investasinya di Kota Surabaya, silahkan. Tapi jangan lupa utamakan keselamatan, oleh karena itu ini kita evaluasi dan cek dan ricek ulang agar tidak terjadi lagi,” tutur Cak Eri.
Di RS dr. Soewandhie, Cak Eri sempat memberikan semangat kepada salah satu korban anak PR, 10, yang mengalami cidera ringan dan telah dilakukan perawatan.
“Yakin sembuh ya, Suroboyo kudu wani (Surabaya harus berani) semangat ya, pasti sembuh,” ucap Cak Eri kepada bocah kelas 5 SD tersebut.
Setelah itu Cak Eri meminta petugas RS Soewandhie untuk segera mengantarkan korban yang sudah diperbolehkan pulang.
“Ayo iki endi mobile, ndang diterno (ayo mana ini mobilnya, lekas diantar). Ambulane disiapno (mobil ambulannya disiapkan), kalau kurang antar pakai mobil operasional lainnya saja, yang itu,” katanya menegaskan.