Tantangan di tengah meningkatnya jumlahMeskipun terdapat kemajuan, permasalahan besar masih tetap ada. Jumlah pengungsi meningkat dua kali lipat hanya dalam satu dekade dengan sekitar 20 juta pengungsi baru yang bergabung dalam pengungsi jangka panjang sejak tahun 2019.
Penasihat Khusus juga menyoroti bidang-bidang tertentu di mana solusi saat ini tidak dapat diterapkan: “Kami tidak dapat menerapkan model kami di Myanmar saat ini, misalnya, atau di Gaza, di mana 85 persen penduduknya sengaja, berulang kali mengungsi akibat tindakan pemerintah Israel” .
Respon yang diperkuatAlat-alat pencegahan perlu diperkuat, terutama mengingat dampak perubahan iklim dan perlunya pencegahan konflik dan pengurangan risiko bencana yang lebih baik.
Mr Piper mengatakan ide-ide baru sedang diterapkan untuk mengatasi perpindahan internal termasuk dana solusi, memperkuat tim negara dan meningkatkan aset pembangunan dan pembangunan perdamaian. Lembaga-lembaga keuangan internasional juga telah meningkatkan keterlibatan mereka, melalui Bank Dunia dan Bank Pembangunan Afrika yang memasukkan indikator-indikator solusi IDP ke dalam kartu skor perusahaan mereka.
Permasalahan ini semakin mendapat perhatian di forum-forum internasional, termasuk COP iklim, Forum Kerapuhan Bank Dunia, dan Forum Perkotaan Dunia. Sekelompok negara beranggotakan 30 orang telah dibentuk untuk mendukung upaya-upaya ini, sementara Dana Anak-Anak, UNICEF, dan badan migrasi PBB, IOM, telah merilis analisis baru mengenai anak-anak dan perpindahan akibat perubahan iklim.
Kembali normalSelain itu, respons kemanusiaan tetap kuat, dengan operasi PBB yang menjangkau 50 juta pengungsi dengan bantuan pada tahun 2023, sementara dana gabungan yang berbasis di suatu negara membantu hampir 12 juta pengungsi.
Namun, ketika merenungkan masa jabatannya dan langkah ke depan, Penasihat Khusus tersebut memperingatkan bahwa “kita perlu lebih baik dalam mencegah perpindahan baru. Alat pencegahan kami tidak berfungsi dengan baik”.
Ia menyimpulkan bahwa “tugas utamanya adalah untuk terus menyelamatkan nyawa, sementara kami juga membantu pemerintah sedapat mungkin, untuk membangun jalan keluar bagi warganya yang kehilangan tempat tinggal agar kembali dari krisis ke keadaan normal dan stabil”.