Tidak hanya itu, Khofifah juga memuji semangat para pengrajin tenun di Desa Wedani ini dalam membangun sinergitas, inovasi, kreativitas dan jejaring yang luas. Baik jejaring dengan designer, bahan baku, maupun akses pasar yang luas.
“ Mudah-mudahan pengalaman baik desa devisa Wedani ini bisa menjadi inspirasi dan referensi bagi daerah lainnya,” katanya.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa tradisi menenun di Jawa Timur merupakan tradisi turun temurun yang harus terus dilestarikan. Di Desa Wedani ini sendiri sudah sampai generasi keempat. Kemudian di beberapa daerah penghasil tenun lainnya di Jatim seperti di Larangan Lamongan dan Bandar Kidul Kediri adalah generasi ketiga.
“Tidak banyak yang tahu bahwa tradisi menenun di Jawa Timur sudah dari generasi ke generasi. Dan saat ini merupakan kesempatan untuk kembali meluaskan pengenalan sekaligus memasarkan seiring dengan suksesnya pemasaran batik Jawa Timur sebagai produk budaya dan kreatif berbagai daerah,” katanya
Ke depan, Khofifah berharap akan semakin banyak desa-desa di Jatim yang akan menjadi Desa Devisa.
“Potensi desa yang ada di Jatim sangat banyak. Potensi ini yang memang harus terus kita gali dan dampingi agar produknya tidak hanya disukai pasar dalam negeri tapi juga luar negeri. Dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat Jatim akan terus meningkat,” pungkasnya.