Temuan tersebut dipublikasikan dalam buku Bangkit Lebih Kuat: Studi Kesenjangan Pembelajaran yang diluncurkan September lalu yang salah satunya menunjukkan bahwa kurikulum yang fleksibel mampu mendorong pemulihan pembelajaran dua kali lebih cepat dibanding Kurikulum 2013.
“Kami mendukung penuh BSKAP Kemendikbudristek dalam memperkuat implementasi program prioritas untuk mengakselerasi pemulihan pembelajaran setelah COVID-19 termasuk Kurikulum Merdeka,” kata Mark.