Hingga kini sudah lebih dari 80 persen satuan pendidikan di Indonesia yang secara sukarela telah menerapkan Kurikulum Merdeka dan ditargetkan pada 2024 dapat diimplementasikan di seluruh satuan pendidikan.
Dalam implementasinya, pemerintah menyediakan beragam dukungan, salah satunya adalah buku teks Kurikulum Merdeka dengan menyertakan gambar visual sehingga tidak menyiratkan kewajiban bahwa siswa kelas satu SD sudah harus dapat membaca dan berhitung
Direktur Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Mark Heyward menambahkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan sepanjang 2020–2023 oleh BSKAP Kemendikbudristek bersama INOVASI menemukan indikasi adanya pemulihan pembelajaran.
Temuan tersebut dipublikasikan dalam buku Bangkit Lebih Kuat: Studi Kesenjangan Pembelajaran yang diluncurkan September lalu yang salah satunya menunjukkan bahwa kurikulum yang fleksibel mampu mendorong pemulihan pembelajaran dua kali lebih cepat dibanding Kurikulum 2013.
“Kami mendukung penuh BSKAP Kemendikbudristek dalam memperkuat implementasi program prioritas untuk mengakselerasi pemulihan pembelajaran setelah COVID-19 termasuk Kurikulum Merdeka,” kata Mark.