Aulanews Ekonomi Tiar Sukses Tekuni Bisnis Kerajinan Batok Kelapa

Tiar Sukses Tekuni Bisnis Kerajinan Batok Kelapa

Aulanews.id – Tiar Bachroni pria asal Kudus menekuni bisnis kerajinan dari batok kelapa yang bernama Oni Made Craft.

Tiar memilih batok kelapa lantaran terlihat artistik dan limbah alam yang biasanya digunakan sebagai bahan bakar atau dibuang. Berangkat dari hal ini, ia berinisiatif membuat kerajinan yang memiliki nilai manfaat yang lebih daripada kayu, rotan, dan lain sebagainya.

Lulus kuliah di Universitas Negeri Semarang tahun 2017, Tiar mulai menjalankan bisnis kerajinan dari batok kelapa.

Ketika ditanya modal, ia mengatakan dari tabungan beasiswa saat kuliah sebesar Rp1 juta untuk membeli mesin ukir dan Rp 200.000 sebagai uang saku ke Yogyakarta.

“Di Yogyakarta saya belajar dengan pengrajin, tapi saya kerjanya itu bukan untuk pemenuhan kebutuhan. Tetapi sebagai pengalaman menambah skill makanya memilih 1 minggu dan tidak masalah tidak dibayar asal diberikan ilmu dan tempat untuk tidur,” kata Tiar dikutip dari Kompas.com

Baca Juga:  Tips Bisnis Ekspor Daun Pisang 

“Nah dari tahun 2017 itu saya terus tekad berjalan menuju sebuah usaha yang saya inginkan. Di satu sisi saat ini alhamdulillah masih bertahan dan memiliki beberapa aset atau produk yang telah saya buat,” sambung Tiar.

Ketika ditanya pendapatan, ia mengatakan sekitar Rp5 juta sampai Rp6 juta selama satu bulan. Berjalannya waktu, bisnis kerajinan batok kelapa telah menghasilkan beraneka macam produk seperti suvenir, miniatur, alat makan, hiasan dinding, dan lainnya.

Waktu yang dibutuhkan pun sesuai dengan produk apa berapa jumlahnya. Tiar dibantu oleh 2 orang pekerja masing-masing di bagian produksi dan pemasaran. Hal yang membedakan produk kerajinan batok kelapa dengan produk pesaing adalah hasilnya.

Baca Juga:  PLN Bangun Rumah Berbahan FABA, Nur’aini Terharu Tak Lagi Menumpang dengan Keluarga

Jika pesaing membuat membuat mangkok yang bentuknya biasa, maka ia membuat mangkok yang bentuknya ada seperti ombak atau lengkungan. Jadi, produk Tiar memiliki perbedaan dari segi keunikan produk.

Sejak awal sudah menggunakan media sosial dan marketplace seperti Instagram, Facebook, dan Shopee untuk memasarkan produknya. Menurutnya, jika pemasaran mengandalkan dari omongan atau offline store, ia akan sulit menjual produknya.

Tiar menyebutkan, tak banyak orang yang berminat karya seni dari buah. Ia memiliki workshop di Kudus Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan.

Target pasar produk Tiar untuk semua orang, baik untuk ibu rumah tangga, anak-anak, dan lainnya.

Sejauh ini, produk kerajinan batok kelapa sudah melakukan pengiriman di berbagai wilayah Indonesia seperti Kalimantan, Papua, Aceh, dan lainnya.

Baca Juga:  UMKM di Belitung Dikenalkan Digital Marketing dan Public Speaking

Berita Terkait

Mengapa konsumen Asia gemar berbelanja barang mewah?

Harga konsumen Tiongkok naik pada bulan Agustus

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top