‘They Call Me Babu’ Sejarah Perempuan Tak Terdengar di Masa Kolonial

Suara Kesadaran Kelas

Alima secara perlahan memahami persoalan yang kompleks dari setiap pengalaman yang ia lalui. Sepeninggal ibunya, ia bertumbuh dalam dominasi laki-laki yang mengopresi dirinya.

Misal, oleh pamannya ia dikawinkan untuk pelunasan utang. Menyadari kesewenangan terhadap perempuan di masa itu, ia melarikan diri dan berjalan ke depan dengan memegang perkataan ibunya bahwa “perempuan harus mampu berdiri di kaki sendiri”. Sejak itulah ia menghadapi setiap perjalanan dengan prinsip, “aku nggak takut apa-apa”.

Oleh karena itu, kita dapat pula memahami They Call Me Babu dengan kemungkinan lain, yaitu tuturan Alima bukanlah kepolosan belaka. Dari tuturannya ia memberitahu kita tentang perilaku Belanda yang menunjukkan bahwa seolah dunia adalah milik mereka. Kita dapat saja dengan mudah menilai kebaikan keluarga Belanda tempat Alima bekerja. Namun, wujud yang mengakar pada diri kolonialis juga tidak dapat dikaburkan begitu saja. Misalnya, mereka merasa selalu memiliki hak untuk memerintah, babu yang tidur di lantai, pribumi yang diparadekan, dan bentakan majikan kepada babu ketika meminta jatah libur saat berada di Hindia.

Dari dokumenter ini, didapati pula bahwa para majikan Belanda tidak memedulikan nama asli PRT mereka. Ketidakpedulian itu dikarenakan mereka bukan bagian dari keluarga. Keduanya memiliki kedudukan yang tidak setara. Nama asli mereka terlupakan dan masa lalu mereka seperti tak pernah ada dalam sejarah.

Pertemuan Alima dengan para pelajar Hindia di Belanda mengenalkan ia pada satu kata, “merdeka” (vrijheid). Kata yang pada saat itu ia tidak ketahui persis artinya.

Kredit Gambar: Dave Benett/Getty Images untuk The Cheryl Cole telah mengambil banyak peran dalam hidupnya, mulai dari penyanyi dan juri X Factor hingga menjadi ibu yang berbakti kepada putranya yang...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist