Pemerintah mengumumkan jam malam nasional tanpa batas waktu yang dimulai pukul 6 sore (1200 GMT) pada hari Minggu dan juga mengumumkan hari libur umum tiga hari yang dimulai pada hari Senin.
“Pemerintah telah membunuh banyak pelajar. Waktunya telah tiba untuk jawaban terakhir,” kata koordinator protes Asif Mahmud dalam sebuah pernyataan di Facebook pada Minggu malam. “Semua orang akan datang ke Dhaka, terutama dari distrik-distrik sekitar. Datanglah ke Dhaka dan ambil posisi di jalan.”
Pemimpin mahasiswa lainnya, M. Zubair, mengatakan kepada Reuters TV: “Tidak seorang pun dapat menghentikan kami untuk berunjuk rasa hari ini. Jika kami menghadapi mereka sekali saja, kami akan membebaskan Bangladesh. Dan saya ingin memberi tahu saudara-saudara saya di angkatan bersenjata untuk tidak berpihak kepada para otokrat. Anda harus bersama rakyat atau tetap netral.”
Tentara Bangladesh menghimbau semua orang untuk mematuhi aturan jam malam.
“Tentara Bangladesh akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan konstitusi Bangladesh dan hukum yang berlaku di negara tersebut,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam.
“Sehubungan dengan itu, masyarakat diminta untuk mematuhi jam malam dan memberikan kerja sama penuh untuk mencapai tujuan tersebut,” katanya, seraya menambahkan bahwa jam malam diberlakukan untuk menjamin keamanan jiwa, harta benda, dan tempat-tempat penting negara.
KEKERASAN DI SELURUH NEGARA
Selama akhir pekan, telah terjadi serangan, vandalisme, dan pembakaran yang menargetkan gedung-gedung pemerintah, kantor partai Liga Awami yang berkuasa, kantor polisi, dan rumah-rumah perwakilan rakyat, demikian dilaporkan media lokal. Kekerasan dilaporkan terjadi di 39 dari 64 distrik di negara itu.