Shawan Jabarin, direktur kelompok hak asasi Palestina Al-Haq, mengatakan dia ragu Israel akan menyelidiki insiden tersebut dengan benar.
“Yang paling mungkin terjadi adalah prajurit akan diberi sanksi, tapi tidak ada investigasi nyata dan tidak ada penuntutan nyata,” kata Jabarin.
“Rekaman yang kami lihat sangat mengerikan dan beredar di Palestina. Namun, pada akhirnya, warga Palestina tidak terkejut. Israel memiliki rekam jejak tidak menghormati jenazah warga Palestina yang mereka bunuh,” kata Leila Warah, melaporkan dari Ramallah, saat penggerebekan di seluruh wilayah itu berlangsung pada hari Jumat.
Pengepungan sekolah
Jumlah korban tewas meningkat menjadi tujuh setelah tim Bulan Sabit Merah Palestina menemukan jenazah seorang pria Palestina, yang diidentifikasi sebagai Shadi Sami Zakarneh, dari bangunan yang telah dikepung oleh pasukan Israel.
Selama serangan di Qabatiya, militer Israel juga mengebom sebuah kendaraan di dekat kompleks komersial di kota itu, membakarnya dalam serangan yang menewaskan dua pemuda, menurut Wafa.
Petugas medis di kota itu mengonfirmasi kematian lain akibat “luka yang diderita selama serangan Israel”, kata kantor berita tersebut.
Sebelas orang terluka akibat peluru tajam dalam bentrokan tersebut. Setidaknya 1.000 anak-anak berlindung di dua sekolah dan satu taman kanak-kanak.
Anak-anak itu akhirnya dievakuasi dengan bus dengan bantuan Bulan Sabit Merah Palestina, tetapi kota itu tetap dikepung hingga malam.
Sekitar 200 pegawai Direktorat Pendidikan juga tidak dapat meninggalkan gedung mereka karena pasukan Israel mengepung kompleks tersebut, Wafa melaporkan.