Ai juga mengaku bahwa pihaknya tam sanggup dalam pengawasan para siswanya jika harus divaksin di Puskesmas hingga akhirnya bisa dilaksanakan di sekolah setempat.
Tak hanya itu, siswa yang terdaftar akan mengikuti vaksinasi, telah sesuai dengan izin orangtuanya masing-masing.
“Kalau di sekolah semua pelajar bisa terkontrol dan tempatnya pun luas. Kalau awalnya di Puskesmas dilaksanakannya, kami tak sanggup dalam pengawasannya selama ini, karena semuanya ada 600-an siswa yang hendak divaksin,” pungkasnya.
Pendataan vaksinasi dilakukan selama dua pekan. Bahkan, seluruh orang tua siswa menyambut baik inisiatif sekolah dan Puskesmas Cihideung karena para orang tua menilai pemberian vaksinasi akan menjamin kesehatan anak anak mereka saat PTM dilaksanakan.
“Iah, tentunya yang terdata mendapatkan vaksin ini sesuai dengan izin orang tuanya masing-masing,” tuturnya.
Seorang siswa SMPN 8 Kota Tasikmalaya, yakni Intan Sabilah (15), terlihat sumringah setelah dirinya mendapatkan suntikan vaksin pertamanya di sekolahnya.
Ia juga mengaku sangat bahagia karena setelah di vaksinasi dirinya bisa fokus belajar kembali dengan PTM terbatas dan bisa ketemu dengan teman-temannya lagi,setelah hampir setahun tidak bertemu teman temannya karena menerapkan belajar daring selama penyebaran Covid-19 tinggi.
Intan juga mengharapkan kondisi PTM bisa terus berlanjut dan tak ada klaster sekolah baru lagi dengan mengikuti prokes ketat di sekolah.
“Kami sangat tahu sekali kalau kita tak divaksin, tak pakai masker atau tak melaksanakan prokes akan ada klaster baru lagi. Makanya, kami ingin PTM terus seperti ini dan akan melaksanakan prokes ketat,” ujarnya, dilansir dari kompas.com.