Tantangan Perguruan Tinggi Swasta Menuju PT yang Bereputasi Internasional ditengah Himpitan Persaingan yang Kompetitif, Temuan FGD alumni Universitas Islam Malang

Aulanews.id – Jumat, 8 September 2024 dilangsungkan focus group discussion oleh jajaran Universitas Islam malang dengan mengundang sejumlah alumninya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun jejaring dengan alumni sekaligus memberi masukan bagi manajemen Unisma yang baru, mengingat Unisma baru saja dilakukan pergantian manajemen.

Hadir pada kegiatan FGD ini para wakil rektor, dekan dan pejabat penting lainnya. Dari alumni yang hadir dari berbagai latar profesi, mulai pengusaha, pengacara, praktisi luar sekolah, pegiat sosial, politisi, akademisi hingga  praktisi di bidang konstruksi

Rektor  UNISMA Prof. Drs. Junaidi Mistar, MPd, PhD memaparkan tarjet capaian selama empat tahun kedepan, yaitu pada tahun 2024 hingga 2028 adalah bagamana mewujudkan UNISMA sebagai Entrepreneurial  University. “Jika tahapan ini dilalui sesuai rencana indicator yang ditetapkan, maka berikutnya adalah tarjet pencapaian menjadi perguruan tinggi internasional (world class university/WCU).

Dari FGD yang berjalan, cukup banyak isue yang diperdebatkaan. Mulai fenomena pendidikan tinggi ditanah air, serta respon dan apresiasi alumni kepada UNISMA yang telah mendesain tahapan sampai pada WCU selepas tahun 2028. Sejumlah upaya kearah sana telah dilakukan oleh kepemimpinan sebelumnya, termasuk melalui penguatan jejaring luar negeri. 

Namun demikian tarjet capaian tersebut nampaknya bukan tidak ada rintangan yang mudah. Ada sejumlah isue yang menjadi pembicaraan serius misalnya seputar stagnasi bahkan penurunan jumlah mahasiswa baru pada perguruan tinggi swasta belakangan ini. Selain itu kebijakan penambahan quota jumlah maba di PTN, keberadaan prodi jenuh, serta perlunya ketegasan pemberian izin perguruan tinggi baru, hingga pada perlunya advokasi kebijakan perguruan tinggi yang lebih fair dan adil.

Dalam hal penerimaan mahasiswa baru pada PTS yang mengalami stagnasi bahkan penurunan terjadi beberapa tahun terakhir, utamanya pasca pandemi covid-19.  Mengutip berita dari LLDikti 5, Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogjakarta Prof. Dr. Muchlas, MT mengungkapkan bahwa tahun 2023 saja UAD mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru yang cukup signifikan. Beberapa fakultas yang mengalami penurunan itu di antaranya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Sains, dan Keagamaan.

Hal itu dipicu dengan kebijakan jumlah quota maba pada PTN yang sangat fantastis, khususnya pada PTN-BH. Bahkan sudah menjadi rahasia umum sejumlah PTN menerima mahasiswa diatas 10 ribu. Belum lagi kebijakan PTN membuka Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU). Alasannya PSDKU memberi layanan pendidikan tinggi yang berkualitas dan mendekatkan jarak kepada segmen daerah tertentu, tetapi hal ini justru akan “mematikan” geliat PTS di daerah. Ditambah lagi dengan keberadaan Universitas Terbuka, serta persaingan diantara PTS yang berdekatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas PTS ada pada level Teaching University yang karenanya banyak mengandalkan tuition fee dari peserta didik.   

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist