Sayap bersenjata Hamas mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan sebuah kapal pengangkut pasukan Israel dengan rudal Al-Yassin 105 di wilayah timur Al-Salam, menewaskan beberapa awak kapal dan melukai yang lainnya.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak untuk mengomentari laporan tersebut.
Dalam rangkuman kegiatannya, IDF mengatakan bahwa pasukannya telah menghabisi “beberapa sel teroris bersenjata” dalam pertempuran jarak dekat di sisi Gaza di perbatasan Rafah yang berbatasan dengan Mesir. Di bagian timur kota, IDF mengatakan bahwa mereka juga telah menghancurkan sel-sel militan dan sebuah pos peluncuran yang digunakan untuk menembakkan rudal ke arah pasukan IDF.
‘TIDAK ADA TEMPAT YANG AMAN’, KATA UNRWA
Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga untuk pindah dari beberapa bagian Rafah timur seminggu yang lalu, dan perintah kedua diperluas ke zona-zona lain pada hari Sabtu.
Mereka pindah ke lahan kosong, termasuk Al-Mawasi, sebuah lahan berpasir yang berbatasan dengan pantai yang menurut lembaga-lembaga bantuan tidak memiliki fasilitas sanitasi dan fasilitas lainnya untuk menampung gelombang pengungsi.
UNRWA, badan bantuan utama PBB di Gaza, memperkirakan sekitar 450.000 orang telah meninggalkan Rafah sejak 6 Mei.
“Orang-orang menghadapi kelelahan, kelaparan, dan ketakutan. Tidak ada tempat yang aman,” tulis badan tersebut di laman X.
Perang telah mendorong sebagian besar penduduk Gaza ke ambang kelaparan, kata PBB, dan telah menghancurkan fasilitas medisnya, di mana rumah sakit, jika beroperasi, kekurangan bahan bakar untuk menyalakan generator dan pasokan penting lainnya.