Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga untuk pindah dari beberapa bagian Rafah timur seminggu yang lalu, dan perintah kedua diperluas ke zona-zona lain pada hari Sabtu.
Mereka pindah ke lahan kosong, termasuk Al-Mawasi, sebuah lahan berpasir yang berbatasan dengan pantai yang menurut lembaga-lembaga bantuan tidak memiliki fasilitas sanitasi dan fasilitas lainnya untuk menampung gelombang pengungsi.
UNRWA, badan bantuan utama PBB di Gaza, memperkirakan sekitar 450.000 orang telah meninggalkan Rafah sejak 6 Mei.
“Orang-orang menghadapi kelelahan, kelaparan, dan ketakutan. Tidak ada tempat yang aman,” tulis badan tersebut di laman X.
Perang telah mendorong sebagian besar penduduk Gaza ke ambang kelaparan, kata PBB, dan telah menghancurkan fasilitas medisnya, di mana rumah sakit, jika beroperasi, kekurangan bahan bakar untuk menyalakan generator dan pasokan penting lainnya.
James Smith, seorang dokter ruang gawat darurat asal Inggris yang menjadi sukarelawan di rumah sakit-rumah sakit di Gaza selatan, mengatakan bahwa ia telah diberitahu oleh seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa sejumlah bahan bakar darurat telah masuk ke wilayah tersebut.
“Kesehatan masih diprioritaskan di atas layanan-layanan penting lainnya, jadi ketika kesehatan terlihat sedikit lebih baik, biasanya itu berarti layanan-layanan penting lainnya sedang mengalami kesulitan,” katanya kepada Reuters melalui pesan suara WhatsApp. “Ini adalah permainan zero-sum.”
Namun, rumah sakit-rumah sakit besar, termasuk Al-Aqsa, seharusnya memiliki bahan bakar yang cukup untuk enam hari jika dikelola dengan hemat, katanya.
PERTEMPURAN SENJATA YANG SENGIT
Pertempuran di sepanjang jalur Gaza telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, termasuk di bagian utara, di mana militer Israel kembali memasuki wilayah-wilayah yang diklaimnya telah dihancurkan oleh Hamas beberapa bulan yang lalu. Israel mengatakan bahwa operasi ini bertujuan untuk mencegah Hamas, yang menguasai Gaza, membangun kembali kapasitas militernya.
Jumlah korban tewas dari pihak Palestina dalam perang ini telah melampaui 35.000 orang, menurut para pejabat kesehatan Gaza, yang angka-angkanya tidak membedakan antara warga sipil dan para pejuang. Dikatakan bahwa 82 warga Palestina tewas dalam 24 jam terakhir, jumlah korban tewas tertinggi dalam satu hari dalam beberapa minggu terakhir.
Israel melancarkan operasinya di Gaza setelah serangan dahsyat pada 7 Oktober oleh orang-orang bersenjata pimpinan Hamas yang mengamuk di komunitas-komunitas Israel di sekitar daerah kantong tersebut, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 sandera, demikian menurut penghitungan Israel.