Aulanews.id – Beredar kabar Cheetos bakal berganti menjadi Chiki Twist. Lalu, Lay’s menjadi Chitato Lite. Terakhir Doritos berubah menjadi Maxicorn. Namun, Franciscus mengatakan tidak mengetahui detailnya.
makanan ringan Cheetos, Lay’s, dan Doritos tak lagi berproduksi di Indonesia. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pecah kongsi dengan perusahaan asal Amerika Serikat, PepsiCo, selaku pemilik merek tersebut.
Indofood tetap akan melanjutkan produk makanan ringan itu dengan merek berbeda. “Memang dilanjutkan oleh brand (merek) milik kami semula, mungkin,” kata Komisaris Utama Indofood CBP Franciscus Wellirang kepada Katadata.co.id, Selasa (31/8).
Dalam unggahan terbaru akun Instagram resmi Chiki Indonesia, terlihat merek-merek pengganti ketiga makanan ringan tersebut. Ketiganya sudah ada dalam katalog dan bersanding dengan merek Indofood lain, seperti Qtela dan JetZ.
Sebagai informasi, perusahaan yang berkode efek ICBP tersebut mencatat laba bersih yang turun 4,65% pada paruh pertama 2021. Angkanya turun dari Rp 3,37 triliun pada semester pertama 2020 menjadi Rp 3,22 triliun.
Penurunan itu tak seiring dengan besaran penjualannya yang naik 22,35% menjadi Rp 28,19 triliun. Keuntungan ICBP tergerus beban penjualan, distribusi, beban umum, administrasi, dan beban operasi lainnya.
Beban keuangannya mencapai Rp 1,48 triliun. Nilai ini naik 1.638% dibandingkan semester pertama 2021 yang hanya Rp 85,37 miliar.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim memberikan penjelasan terkait penurunan laba itu. Angka tersebut tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs yang belum terealisasi.
Laba inti yang mencerminkan kinerja sebenarnya adalah naik 25% menjadi Rp 3,95 triliun. Anthoni yang juga memegang jabatan serupa di induk usaha, yaitu PT Indofood Sukses Makmur, mengatakan, ICBP tetap berkontribusi besar ke kinerja perusahaan.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim. (Arief Kamaludin (Katadata))
Profil Sudono Salim
Keberadaan Indofood sebagai salah satu perusahaan makanan terbesar di Indonesia tak terlepas dari tangan dingin pendirinya, Sudono Salim. Pria kelahiran Fujian, Tiongkok, 19 Juli 1916 ini bernama asli Liem Sioe Liong.
Melansir dari kumparan.com, Liem lahir dari keluarga petani miskin. Di usia 15 tahun ia tak lagi bersekolah dan berjualan mi dengan ayahnya. Lalu, terjadi perang Tiongkok dan Jepang. Liem memutuskan merantau ke Indonesia, menyusul kakak pertamnya, Liem Sioe Hie.