Laporan tersebut muncul setelah Israel pada Juli menolak laporan lembaga pemeringkat kredit Moody’s, yang memperingatkan tentang konsekuensi negatif dan risiko signifikan terhadap perekonomian negara pendudukan tersebut, setelah disahkannya undang-undang pertama reformasi peradilan pemerintah yang kontroversial.
Kepala Bursa Efek Tel Aviv, Itay Ben-Zeev, meminta pemerintah untuk menanggapi peringatan ini dengan serius. Namun, sebagai tanggapannya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan, laporan yang diungkapkan Moody’s adalah reaksi sesaat.
“Perekonomian Israel didasarkan pada fondasi yang kuat dan akan terus tumbuh di bawah kepemimpinan berpengalaman yang memimpin kebijakan ekonomi yang bertanggung jawab,” ujar Netanyahu.
(Mg06)